Kasus keracunan jajanan kembali terulang. Kali ini 34 anak di Kabupaten Bandung Barat keracunan jajanan anak dan seorang anak diantaranya meninggal dunia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati meminta agar BPOM terus menguatkan pencegahan, edukasi dan penindakan terhadap kasus ini.
Apalagi BPOM memiliki program nasional keamanan pangan yang salah satunya adalah pengawasan Panganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS).
“Jajanan anak menjadi salah satu prioritas program nasional BPOM. Sehingga kita minta lebih serius untuk kembali mengawasi keamanan jajanan anak baik di sekolah maupun lingkungan rumah,” ujar Kurniasih
Menurutnya, jajanan wajib diperhatikan karena turut menyumbang kasus keracunan cukup banyak. Laporan tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan, jajanan masuk tiga besar penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan tahun 2017-2021.
“Semua pihak harus memainkan peranannya untuk menjaga jajanan anak kita aman. Sekolah lebih selektif mengelola kantin atau saat memberikan izin yang boleh dijual di sekitar sekolah,” kata Kurniasih.
BPOM kata dia, melakukan komunikasi, edukasi dan sosialisasi keamanan pangan serta orang tua memilih jajanan anak yang aman dikonsumsi.
Ia menegaskan, higienitas memang menjadi tantangan dalam penyediaan jajanan yang aman. Harus terbebas dari cemaran zat lain yang membahayakan.
“Edukasi dan sosialisasi harus dibarengi tindakan untuk menjaga keamanan pangan, khususnya di sekolah,” katanya dalam keterangannya, Senin (9/10/2023) di Jakarta.
Sebab ada aksi nyata untuk memastikan jajanan yang ada di sekolah benar-benar aman.
“Ini tanggung jawab kita bersama. Karena anak-anak biasa mengakses makanan di sekolah maupun saat di rumah. Pastikan mendapatkan yang higienis baik dari bahan maupun alat makannya,” katanya. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu