Home » 4 Cara Menjadi Pahlawan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

4 Cara Menjadi Pahlawan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read
Ilustrasi pahlawan sehari-hari. Foto: Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari ini, tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional. Ada Bung Tomo dan para pejuang yang maju ke medan perang mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk Indonesia pada masa lalu.

Pahlawan Nasional adalah predikat yang sangat membanggakan karena artinya orang tersebut sudah memiliki jasa yang besar bagi bangsa dan negara.

Namun, apakah pahlawan hanya ada di masa penjajahan? Tentu tidak, setiap orang bisa menjadi pahlawan, meski mungkin tidak dengan aksi seheroik para Pahlawan Nasional.

Penulis Robin Sharma dalam bukunya bertajuk “The Everyday Hero Manifesto” mengatakan  bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan super dalam kehidupan sehari-hari.

Benarkah? Ternyata bagi Robin Sharma, Pahlawan adalah orang biasa yang hidup dengan cara yang luar biasa. Kamu tidak perlu menjadi jenius atau memiliki bakat luar biasa untuk menjadi pahlawan.

Kamu hanya perlu berkomitmen penuh pada tujuan hidupmu, menunjukkan sifat-sifat positif dan berusaha membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Berikut 4 hal yang dapat kamu lakukan untuk menjadi pahlawan bagi dirimu sendiri dan setiap hari.

1.  Fokus pada Tugas yang Penting

Ingin tahu bagaimana menjadi pahlawan? prinsip pertama adalah melakukan pekerjaan yang penting. Berhentilah menyibukkan diri, dan mulailah melakukan pekerjaan yang bermakna dan memiliki tujuan.

Kami menyamakan “memiliki kehidupan yang sibuk” dengan “menjadi produktif.” Namun, jika waktu Anda diisi dengan pekerjaan yang sibuk dan gangguan, alih-alih pekerjaan yang memajukan Anda menuju tujuan yang berarti, maka Anda tidak benar-benar produktif. Lebih jauh lagi, Anda tidak memenuhi potensi kepahlawanan Anda. Anda harus mengganti gangguan yang tidak ada artinya dan tugas yang tidak terlalu berdampak dengan pekerjaan yang memiliki tujuan dan bermanfaat.

Misalnya, bayangkan Anda saat ini menghabiskan satu jam setiap hari kerja dalam rapat yang tidak terlalu memerlukan kehadiran Anda dan satu jam setiap malam untuk menelusuri media sosial. Untuk menggunakan waktu tersebut dengan lebih bijaksana dan heroik, Anda dapat menggunakannya untuk mengembangkan keterampilan profesional Anda, menciptakan karya seni yang memiliki arti penting bagi Anda, atau melakukan pekerjaan sukarela untuk tujuan yang Anda yakini. Anda juga dapat meluangkan waktu untuk membantu orang lain—kita akan membahasnya pentingnya hal ini secara rinci nanti.

2. Membangun Rasa Percaya Diri

Berhentilah mengatakan “Saya tidak bisa” dan mulailah berkata “Saya bisa”.

Kata-kata yang kamu ucapkan memengaruhi pola pikir Anda, jadi setiap kali mengatakan “Saya tidak bisa”, kamu melemahkan diri sendiri, dan setiap kali kamu mengatakan “Saya bisa”, kamu memberdayakan diri sendiri.

Bukan hanya kata-kata yang kamu ucapkan yang dapat memengaruhi pola pikir kamu. Menurut beberapa psikolog, kata-kata yang kamu dengar juga dapat memengaruhi kamu dan pada gilirannya, memengaruhi kinerja kamu di tempat kerja dan dalam situasi sosial.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri  dan membiasakan menggunakan kata-kata yang memberdayakan, Sharma menyarankan agar kamu memulai setiap hari dengan mantra sederhana (kata atau frasa pendek yang memfokuskan pikiran Anda). Misalnya, sebelum bangun tidur di pagi hari, kamu bisa berkata, “Hari ini saya akan bersikap baik, antusias, dan produktif.”

Baca Juga  Game Toleransi Beragama Karya Siswa MAN 2 Banyumas Raih Medali Emas

kamu juga dapat menggunakan kata-kata untuk mengarahkan pikiran menjauh dari pikiran negatif. Misalnya, jika kamu melihat pikiran-pikiran yang merugikan diri sendiri atau meremehkan mulai muncul, katakan sesuatu seperti, “Jangan pikirkan itu,” atau, “Saya bukan itu.”

3.  Ambil Tanggung Jawab

Berhentilah membuat alasan dan mulailah mengambil tanggung jawab.

Sharma mengatakan bahwa kekuatan kamu berasal dari tanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup kamu bahwa terserah pada kamu dan bukan orang lain, untuk menciptakan kehidupan yang kamu inginkan.

Menyalahkan orang lain atau keadaan atas masalah Anda mungkin menenangkan ego. Namun hal ini juga akan menjebak dalam pola pikir ketidakberdayaan. Kamu akan meyakinkan diri sendiri bahwa kamu tidak berdaya dan tidak ada gunanya mencoba memperbaiki situasi

Misalnya, seorang calon penulis terkadang perlu mengirimkan naskahnya ke lusinan penerbit berbeda sebelum salah satu dari mereka menerimanya. Meski begitu, penulis mungkin harus melakukan banyak revisi sebelum siap dipublikasikan.

Seorang penulis yang bertanggung jawab atas hasil karyanya sendiri akan melakukan hal itu dan apa pun yang diperlukan agar bukunya diterbitkan.

Di sisi lain, seorang calon penulis yang tidak mengambil tanggung jawab mungkin menenangkan egonya dengan menyalahkan penerbit, industri, atau hal lain yang menyebabkan penolakan atau serangkaian revisi ekstensif.

Dia mungkin memutuskan bahwa dia tidak bisa berhasil dalam kondisi yang tidak bersahabat ini dan menyerah dalam mencari penerbit untuk bukunya.

4. Jadilah Tangguh

Berhentilah berkecil hati dan mulailah termotivasi.

Pahlawan sehari-hari menemukan inspirasi dalam kesulitan dan kegagalan; setiap kemunduran adalah kesempatan untuk belajar dan alasan untuk memperbaiki diri. Misalnya, jika kamu tidak mendapat promosi di tempat kerja, ini adalah kesempatan untuk bertanya kepada atasan kamu bagaimana kamu bisa menjadi karyawan yang lebih baik mengubah kekecewaan kamu menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras.

Selanjutnya, berhentilah memikirkan peristiwa yang membuat Anda merasa getir atau menyesal. Jika ada hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa itu, pelajarilah, lalu lepaskan kenangan itu.

Renungkan kegembiraan dan kemenangan kamu, dan ingatlah hal-hal besar yang telah kamu lakukan, sehingga kamu akan tahu bahwa kamu dapat mengatasi kesulitan kamu saat ini.

Di bagian ini, Sharma merekomendasikan untuk melepaskan kenangan menyakitkan dengan merenungkan kesuksesan kamu. Mempraktikkan meditasi rasa syukur secara khusus adalah cara yang bagus untuk mengingatkan diri sendiri akan hal-hal besar yang telah kamu capai dan menghadapi kejadian sulit atau mengecewakan.

Bagian penting dari meditasi syukur adalah melatih perasaan bersyukur atas hal-hal dalam hidup kamu yang tampak negatif, seperti kehilangan pekerjaan, selain kegembiraan dan kemenangan kamu.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

#beritaterkini
#beritaviral

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life