Home » 5 Sosok Difabel Hebat di Indonesia

5 Sosok Difabel Hebat di Indonesia

by Agita Maheswari
2 minutes read
Angkie Yudistia

ESENSI.TV - JAKARTA

Memiliki semangat dan tekad yang kuat sukses membuat sederet tokoh difabel inspiratif ini mengukir prestasi dalam hidupnya.

Mereka pantang menyerah untuk menghasilkan karya hingga menciptakan lapangan kerja bagi sesama.

Penasaran siapa saja sosok difabel hebat di tanah air? Berikut daftarnya

1. Angkie Yudistia

Di balik kesuksesan Angkie Yudistia yang dikenal sebagai Staf Presiden RI, terselip banyak cerita yang sangat inspiratif. Perempuan yang lahir di Medan, 5 Juni 1987 itu menjadi penyandang tunarungu sejak usia 10 tahun. Meski menjalani masa pendidikan yang tidak mudah sejak SD, Angkie tidak menyerah dan berhasil menoreh banyak prestasi.

Dirinya sukses terpilih menjadi finalis Abang None Jakarta pada tahun 2008 mewakili Jakarta Barat, kemudian meraih penghargaan The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008, Miss Congeniality dari Natur-e, dan berbagai prestasi lainnya. Selain itu Angkie juga mendirikan Thisable Enterprise pada tahun 2011, sebuah social enterprise yang bertujuan untuk memberdayakan, menegakkan, mencerahkan masa depan difabel di Indonesia.

2. M. Ade Irawan

Mendapat julukan sebagai Stevie Wonder versi Indonesia, M. Ade Irawan atau yang kerap disapa Ade Irawan merupakan salah satu pianis kebangaan tanah air dengan sederet prestasi yang membanggakan. Laki-laki yang lahir di Inggris pada 15 Januari 1994 tersebut telah belajar bermain piano sejak masih belia. Keterbatasan fisik sebagai penyandang tunanetra tidak membuat Ade Irawan berhenti mengasah bakat dan kecintaannya terhadap dunia musik.

Berkat mengikuti kehidupan sang Ibunda yang bertugas di Chicago, Amerika Serikat, Ade memiliki banyak kesempatan belajar dari para musisi blues dan jazz. Dirinya bahkan berhasil tampil di panggung musik bergengsi, seperti Chicago Winter Jazz Festival pada tahun 2006 dan 2007. Kepiawaian Ade juga turut memikat perhatian penggemar jazz dalam negeri. Ia menggelar konser tunggal pada Juni 2010 serta berpartisipasi dalam Java Jazz Festival 2010.

3. Namira Zania Siregar

Berhasil mematahkan stigma kecantikan, Namira Zania Siregar merupakan model down syndrome dengan keterbatasan fisik yang berhasil diubah menjadi prestasi. Dikelilingi lingkungan yang suportif membuat Namira bisa mengekspresikan ketertarikannya pada dunia model dan juga menari.

Baca Juga  Malam Tahun Baru, Armada TransJakarta Tambah 30 Unit

Keahliannya ini sukses membawa Namira tampil di ajang Jakarta Fashion Week 2018 sebagai model down syndrome pertama di JFW dan menjadi model salah satu merek skincare lokal ternama di Indonesia. Tak sampai di situ, Namira pun pernah berkesempatan mewakili Indonesia dalam ajang Asean Youth Festival 2018 dan Extraordinary Celebration 2019, lho!

4. Nina Gusmita

Nina Gusmita mengalami kecelakaan pada usia 18 tahun hingga membuatnya kehilangan salah satu kakinya. Namun kondisi tersebut tidak membuat perempuan kelahiran Medan, 8 Agustus 1998 ini berhenti berolahraga. Nina merupakan seorang atlet voli junior yang tetap bersemangat meneruskan mimpi menjadi seorang atlet profesional di tengah keterbatasan fisiknya. Dengan berbagai usaha yang dicoba, dirinya berhasil menoreh prestasi yang membanggakan.

Pada ajang Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua tahun 2021, Nina sukses mencetak rekor nasional dengan menyabet tiga medali emas di tiga nomor pertandingan sekaligus dalam cabang olahraga atletik dengan klasifikasi kursi roda.

5. Panji Surya Sahetapy

Terlahir sebagai tunarungu tidak membuat Panji Surya Sahetapy patah semangat dalam menjalani hidupnya. Laki-laki yang akrab disapa Surya ini merupakan anak bungsu dari Dewi Yull dan Ray Sahetapy yang lahir pada 21 Desember 1993. Walau sempat mengalami kesulitan sewaktu mengenyam bangku sekolah di Indonesia, dirinya berhasil menoreh banyak prestasi yang membanggakan.

Surya adalah salah satu delegasi tunarungu Indonesia yang telah berkunjung ke berbagai tempat bergengsi di dunia, sebut saja konferensi tuli internasional Inggris, NASA, hingga PBB. Prestasi akademisnya juga membanggakan, karena dirinya berhasil meraih beasiswa di Rochester Institute of Technology (RIT) dan lulus dengan gelar cumlaude. Di tanah air, Surya kerap membagikan kegiatannya sebagai aktivis dalam GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) dan membuka kelas bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) di beberapa kota di Indonesia.

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life