Humaniora

70 Persen Kematian Akibat Kanker Terjadi di Negara Berkembang

Sekitar 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang dari total 10 juta kematian akibat kanker yang ada di dunia.

Pada tahun 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperkirakan ada hampir 10 juta kematian per tahun.

Dari angka itu, 70 persen kematiannya disebabkan oleh kanker terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti menuturkan jumlah kasus di negara maju, lebih sedikit karena penanganannya yang jauh lebih baik.

Sayangnya, hal serupa belum bisa diwujudkan di negara-negara berkembang.

Di Indonesia berdasarkan data Globocan tahun 2021, dilaporkan jumlah kasus kanker payudara yang ditemukan ada sebanyak 65.858 kasus dan kasus kanker leher rahimnya (serviks) mencapai 36.633 kasus.

Kedua jenis kanker itu menjadi dua penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia.

“Keduanya sekaligus juga menjadi penyakit katastropik yang pembiayaannya terbesar kedua dengan estimasi sekitar tiga setengah triliun,” ujarnya.

Sementara data Globocan tahun 2020 menyebut, Leukemia menjadi kanker yang paling banyak menyerang anak-anak.

Diestimasikan terdapat sekitar 11 ribu kasus baru kanker pada anak usia 0 hingga 19 tahun di Indonesia.

“Diperkirakan ini sekitar 30 sampai 50 persen kasus kanker masih bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini secara berkala,” katanya.

Menurut Eva dengan tingginya kasus kanker di Indonesia, menjadi kunci penting untuk terus menyuarakan kalimat “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Dengan begitu, tujuan untuk menangani kanker lebih baik di masa depan bisa dikerjakan secara optimal bersama-sama.

Eva berharap semua pihak dapat berkontribusi mempersempit kesenjangan pada pasien kanker saat memberikan layanan kesehatan.

Sekaligus meningkatkan pengetahuan masyarakat pada kanker yang lebih difokuskan pada deteksi dini.

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Agita Maheswari

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

8 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

9 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

11 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

11 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

11 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

12 hours ago