Home » 8 Kecamatan di Bireuen Terendam Banjir, 4.665 Warga Mengungsi

8 Kecamatan di Bireuen Terendam Banjir, 4.665 Warga Mengungsi

by Junita Ariani
2 minutes read
banjir

ESENSI.TV - BIREUEN

Banjir kembali terjadi. Kali ini menimpa Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Banjir diakibatkan hujan yang mengguyur wilayah Aceh pada Sabtu (21/1/2023) sekitar pukul 04.30 WIB.

Akibatnya, delapan kecamatan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh terendam banjir. Hingga Sabtu sekira pukul 23.30 WIB sebanyak 4.364 kepala keluarga (KK) atau 9.386 warga yang tinggal di delapan kecamatan Kabupaten Bireuen terdampak banjir.

Sebanyak  1.443 KK atau 4.665 warga diantaranya mengungsi ke tempat lebih aman.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, adapun delapan kecamatan tersebut ialah, Kecamatan Peudada, Kecamatan Jeunib, Kecamatan Sp Mamplam, Kecamatan Peulimbang, Kecamatan Peusangan Selatan, Kecamatan Kota Juang, Kecamatan Samalanga dan Kecamatan Pandrah.

“Banjir juga merendam 4.364 unit rumah warga dan delapan hektara sawah dengan ketinggian muka air bervariasi antara 25 hingga 100 centimeter,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin, (23/1/2023).

Muhari mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen dan tim gabungan langsung melakukan penanganan dengan menuju lokasi terdampak untuk melakukan kaji cepat, evakuasi warga dan memberikan bantuan logistik.

Baca Juga  Warga Samosir Mulai Kembali ke Rumah Pascabanjir

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kata dia, telah mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya hujan dengan itensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang pada hari Minggu dan Senin (22-23/1/2023) untuk sebagian wilayah Provinsi Aceh,” ujarnya.

Mengingat adanya potensi hujan eksktrem karena wilayah Indonesia masih dalam periode puncak musim penghujan, BNPB mengimbau kepada warga dan pemerintah daerah khususnya wilayah rawan bencana banjir untuk  meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir.

Adapun cara yang dapat dilakukan menurut Muhari adalah, dengan rutin membersihkan saluran air agar tidak tersumbat oleh sampah, menyiapkan jalur evakuasi dan tim siaga bencana tingkat desa atau kampung.

Di samping  itu selalu memperoleh informasi cuaca secara aktual dari lembaga yang berwenang.

“Jika terjadi hujan menerus selama lebih dari satu jam dan jarak pandang terbatas kurang dari 100 m masyarakat sekitar daerah aliran sungai dan lereng tebing agar evakuasi mandiri untuk mengurangi risiko terdampak banjir atau tanah longsor,” imbau Muhari. *

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life