Home » Agenda Politik dan Bisnis RI Sebagai Penguasa ASEAN di KTT G7

Agenda Politik dan Bisnis RI Sebagai Penguasa ASEAN di KTT G7

by Administrator Esensi
3 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beserta Ibu Iriana Jokowi dan delegasi terbatas berangkat menuju ke Hiroshima, Jepang, Jumat (19/05/2023). Salah satu agenda Presiden dan Ibu Iriana di Jepang adalah untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 dengan negara-negara mitra atau G7 Outreach Summit tahun 2023.

Dalam pertemuan G7 presiden membahas berbagai permasalahan global seperti perubahan iklim, pangan, energi, dan lainnya. Presiden menyebut bahwa Indonesia ingin berkontribusi di bidang-bidang tersebut.

“Indonesia akan membawa suara dari global south yang intinya negara-negara berkembang harus didengarkan, bukan hanya negara-negara maju dan negara-negara besar saja. Jadi negara-negara berkembang harus didengarkan di dalam forum itu. Keinginan kita kira-kira itu,” kata Jokowi.

Terkait hal tersebut, Presiden menyebut bahwa beberapa poin hasil dari KTT ke-42 ASEAN yang berlangsung di Labuan Bajo juga akan dibawa oleh Presiden Jokowi. “Berkaitan dengan Myanmar misalnya,” imbuhnya.

Myanmar PR Besar Jokowi

Adanya kemelut politik di Myanmar adalah pekerjaan rumah besar Jokowi sebagai pemimpin regional di ASEAN. Bagaimanapun, sebagai negara dengan perekonomian paling besar di kawasan, Jokowi memiliki beban politik untuk menstabilkan kondisi geopolitik negara tetangga.

“Ini soal pendekatan. Kami punya pengalaman, di sini di Indonesia situasinya sama,” kata Jokowi kepada Reuters dalam wawancara di kantornya di Jakarta. “Pengalaman ini bisa ditelaah, bagaimana Indonesia memulai demokrasinya.” ujar Jokowi kepada Reuters awal tahun ini.

Militer mengambil alih Myanmar pada tahun 1962, mengisolasi negara itu dan menekan perbedaan pendapat selama beberapa puluh tahun sampai pembukaan tentatif dimulai pada tahun 2011.

Tetapi eksperimennya dengan demokrasi, termasuk pemilu yang dimenangkan oleh peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, telah berakhir. Dua tahun lalu, setelah menggulingkan pemerintahan Suu Kyi, militer menerapkan kembali pemerintahan yang keras dan menindas aksi-aksi protes.

Lima Poin ASEAN

Dengan Myanmar yang kembali menuai kecaman dan sanksi-sanksi Barat, ASEAN datang dengan rencana lima poin untuk mengatasinya. Termasuk diakhirinya kekerasan, diselenggarakannya dialog, dibukanya jalur bantuan kemanusiaan, dan kunjungan utusan ASEAN ke semua pihak yang bertikai.

Tetapi para jenderal Myanmar, meskipun bersikap seolah menanggapi upaya ASEAN, tidak menunjukkan kecenderungan untuk mengimplementasikannya, dan utusan ASEAN sebelumnya tidak membuat banyak kemajuan.

Jokowi sendiri sudah mengirimkan petinggi militer untuk melobi junta militer Myanmar untuk menghidupkan demokrasi di sana. Namun, sejauh ini upayanya tampak belum berhasil.  Jokowi mengatakan dia berkomitmen pada rencana tersebut tetapi menambahkan bahwa ASEAN “tidak akan disandera” oleh konflik Myanmar dan jika tidak ada kemajuan, ASEAN akan “bertindak tegas.”

Presiden dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 09.00 WIB. Presiden direncanakan tiba kembali di tanah air pada Minggu, 21 Mei 2023.

Baca Juga  Komisi IX Bahas Permasalahan Polusi Udara dengan Perhimpunan Dokter Paru, Ini Hasilnya

Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Jepang yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan serta Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung. Turut melepas keberangkatan Presiden Jokowi dan rombongan yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Melobi Pengusaha Jepang

Indonesia dan Jepang telah menjalin hubungan dagang dan investasi yang erat selama bertahun-tahun. Kedua negara ini memiliki ikatan yang kuat dalam berbagai sektor ekonomi, dan kerjasama ini terus berkembang seiring waktu. Dalam artikel ini, kami akan melihat perkembangan hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan Jepang serta pentingnya kerjasama ekonomi antara kedua negara tersebut.

Indonesia dan Jepang merupakan mitra dagang penting satu sama lain. Pertukaran barang dan jasa antara kedua negara telah tumbuh pesat selama beberapa dekade terakhir. Menurut data terbaru, pada tahun 2021, nilai perdagangan antara Indonesia dan Jepang mencapai sekitar 31 miliar dolar AS. Indonesia mengekspor berbagai produk seperti minyak dan gas, batubara, kayu, kopi, dan tekstil ke Jepang, sementara Jepang mengimpor mobil, mesin, baja, dan produk elektronik ke Indonesia.

Salah satu faktor yang mendorong hubungan dagang yang kuat antara kedua negara adalah kerjasama bilateral dalam bidang investasi. Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan berbagai perusahaan Jepang yang berinvestasi dalam sektor-sektor seperti otomotif, manufaktur, teknologi, dan energi. Sebaliknya, Indonesia juga berinvestasi di Jepang, terutama dalam sektor energi dan pertambangan.

Investasi Jepang di Indonesia terus meningkat seiring waktu. Pada tahun 2020, Jepang menempati posisi kedua sebagai investor terbesar di Indonesia dengan total investasi mencapai sekitar 4,3 miliar dolar AS. Banyak perusahaan Jepang yang telah mendirikan pabrik dan fasilitas produksi di Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang terampil, dan pasar yang berkembang pesat.

Realisasi Investasi Jepang di Indonesia

Sumber: BKPM

Beberapa contoh investasi Jepang yang signifikan di Indonesia termasuk pendirian pabrik mobil di berbagai wilayah di Indonesia oleh perusahaan-perusahaan seperti Toyota, Honda, dan Mitsubishi. Selain itu, perusahaan Jepang juga berinvestasi dalam sektor infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, dan proyek kereta cepat. Investasi Jepang juga berkontribusi pada peningkatan teknologi dan peningkatan kualitas produk di Indonesia.

Di sisi lain, Indonesia juga telah melakukan investasi di Jepang. Pada tahun 2020, Indonesia menginvestasikan sekitar 560 juta dolar AS di Jepang. Investasi tersebut terutama berfokus pada sektor energi dan pertambangan, dengan perusahaan-perusahaan Indonesia yang berinvestasi dalam proyek-proyek energi terbarukan di Jepang.

 

Penulis: Steven Kurnia, Addinda Zen

Editor: Raja H. Napitupulu/Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life