Home » Airlangga: Investor Tanam Modal di Sektor Ekonomi Hijau

Airlangga: Investor Tanam Modal di Sektor Ekonomi Hijau

by Administrator Esensi
2 minutes read
pexels luis del rio 15286

ESENSI.TV - JAKARTA

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak investor untuk menanamkan modal di sektor ekonomi hijau dan ekonomi biru berkelanjutan. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait ekspor bahan baku akan terus dikurangi. Dan industri hilir berbasis sumber daya alam di dalam negeri akan terus didorong.

“Pemerintah mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, baik pelaku usaha, industri jasa keuangan dan para investor. Untuk mengawal kebijakan hilirisasi ini. Selain itu, Pemerintah mendorong terus percepatan transisi energi nasional. Termasuk di dalamnya pengembangan ekosistem electric vehicles (EV), di mana Pemerintah memberikan insentif supaya bisa lebih maju lagi,” kata dia, di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Airlangga menjelaskan, hasil KTT G20 Tahun 2022 memberikan komitmen nyata. Di antaranya Pandemic Fund untuk mengatasi pandemi di masa depan sebesar US$1,5 miliar. Indonesia berkontribusi sebesar US$50 juta.

Selain itu kebijakan transisi energi berkelanjutan melalui BALI COMPACT. Dan juga komitmen mendukung pemulihan bagi negara rentan melalui alokasi Special Drawing Right (SDR) oleh IMF.

Kerjasama Ekonomi Bilateral

Terdapat pula beberapa skema kerja sama ekonomi bilateral seperti Just Energy Transition Partnership (JETP). Nilai investasinya US$20 miliar (Rp 311 triliun) untuk membantu transisi energi di Indonesia. Juga ada Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).

“Kesemuanya ini untuk mendorong business opportunities dalam pengembangan green and blue economy,” jelas Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini yakni antara lain Wakil Menteri Keuangan. Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim Kemenko Kemaritiman dan Investasi. Serta para pimpinan Standard Chartered Indonesia.

Percepatan Pemulihan Ekonomi

Dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua pihak. Termasuk pihak swasta dan masyarakat. Dari sisi kebijakan, bauran kebijakan fiskal dan moneter senantiasa disinergikan. Terutama untuk menjaga konsumsi masyarakat dan iklim investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Fundamental ekonomi Indonesia pun diyakini tetap solid, karena potensi resesi berdasarkan survei Bloomberg hanya di angka 2%.

Baca Juga  Produk Perhiasan Indonesia “Berkilau” di Singapore, Ekspor Capai USD6,3 Miliar pada 2022

“Kebijakan konstruktif PC-PEN yang telah dilakukan menjadi kunci keberhasilan pemulihan ekonomi Indonesia. Sebab Pemerintah secara cepat merespon melalui langkah-langkah ‘gas dan rem’ yang mengintegrasikan penanganan kesehatan dengan pemulihan ekonomi nasional,” terangnya.

Pertumbuhan Indonesia

Sepanjang 2022, Indonesia mampu tumbuh 5,31% (yoy). Ini merupakan level tertinggi sejak 2013 (5,56% yoy). Kinerja ekspor pun tumbuh double digit, disertai konsumsi dan investasi yang tumbuh baik. Semua sektor dari sisi supply juga tumbuh positif. Realisasi inflasi pada 2022 tercatat 5,51%. Pemerintah pun tetap menjalankan kebijakan extra effort tahun ini, guna menekan laju inflasi kembali ke rentang target sasaran ±3%.

Sektor jasa keuangan yang masih menggeliat dan likuiditas perbankan masih terjaga. Hal ini mengonfirmasi bahwa masih ada ruang untuk mendorong investasi yang bersumber dari tabungan rumah tangga (menengah atas) dan korporasi. Secara signifikan meningkat di masa pandemi, tetapi belum dioptimalkan kembali untuk ekspansi dan belanja pasca penghentian PPKM saat ini.

Per Januari 2023, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah 8,03% (yoy) dan kredit 10,53% (yoy), kemudian nilai kelolaan Asset Under Management (AUM) mencapai Rp829 triliun dengan reksadana masih menjadi favorit masyarakat dengan nilai Rp509 triliun.

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life