Keberadaan pondok pesantren (ponpes) yang jumlahnya mencapai 37 ribu di Indonesia dinilai mampu mendorong inklusi keuangan melalui pengembangan ekonomi berbasis pesantren.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, hampir 40% dari total pesantren memiliki potensi secara ekonomi. Baik di bidang pertanian, peternakan, perikanan, serta usaha mikro kecil.

"Inklusi keuangan sendiri mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kemudian, menurunkan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan antar individu dan antar daerah," ujar Airlangga.

Ia mengatakan itu saat mengunjungi Ponpes Raudhatul Tarbiyah dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Purwakarta, Rabu (5/4/2023).

Dalam kesempatan itu, Airlagga melakukan tinjauan langsung ke peternakan sapi limosin dan konveksi yang dimiliki oleh Ponpes Raudhatul Tarbiyah.

Menko juga mendorong kemandirian Ponpes tersebut dengan memberikan bantuan permodalan usaha melalui KUR dengan jumlah kumulatif sebesar Rp4,5 miliar dan bunga hanya 6%.

”Pesantren Raudhatul Tarbiah sudah mandiri secara ekonomi. Tadi berbicara mengenai kepemilikan sawah, ternak sapi, dan juga usaha konveksi. Ini merupakan contoh bahwa pondok pesantren bisa mandiri. Ini bisa terjadi karena ekosistem pesantren yang kuat,” pungkas Menko Airlangga.

Sebelum mengunjungi Ponpes Raudhatul Tarbiyah, Airlangga juga mengunjungi Ponpes Al Muhajirin guna mempererat silaturahmi sekaligus meninjau secara langsung perkembangan ekosistem ekonomi pada pesantren tersebut.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya yakni Anggota Komisi VIII DPR. Deputi Bidang Koordinator Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, serta Bupati Purwakarta. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang