Home » Alissa Wahid Posting Layanan Bea Cukai di Bandara, Warganet Pertanyakan Hasil Revolusi Mental ASN

Alissa Wahid Posting Layanan Bea Cukai di Bandara, Warganet Pertanyakan Hasil Revolusi Mental ASN

by Erna Sari Ulina Girsang
4 minutes read
Alissa Wahid. Foto: Nu Online

ESENSI.TV - JAKARTA

Alisa Wahid, putri sulung Presiden RI ke-4 Gus Dur, dibanjiri curahat hati (curhat) warga net soal pengalaman menghadapi petugas bea cukai di Bandara Soekarno Hatta di akun twitternya.

Mayarakat yang aktif di media sosial alias Warganet mempertanyakan hasil dari pada revolusi mental yang menjadi bagian kampanye Presiden Joko Widodo sejak awal menjadi Presiden.

Masyarakat menilai tindakan petugas bea cukai di Bandara Soekarno Hatta tidak menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari program revolusi mental di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dibiayai dari wajib pajak untuk melayani kepentingan publik.

Curhatan masyarakat merespons postingan Alissa Wahid dalam akunnya @AlissaWahid pada tanggal 20 Maret lalu. Begini postingan Alissa Wahid, seperti dilansir dari akun twitternya.

Petugas: “sering ya ke luar negeri?”
Saya: “ya.
Petugas: Bisa lihat di paspor, mbak.”
Dia buka² paspor.
Petugas: “kok sering ke luar. Kerja apa?”
Saya: “LSM”
Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor: “Silakan”
Saya beberes koper yg udah dia aduk².

Postingan ini sudah dibaca oleh ratusan ribu warganet dan dibanjiri respons, baik mengisahkan pengalaman sendiri, orang lain, memberikan opini dan masukan atau sebatas retorika.

“Inikah hasil revolusi mental?,” tanya @Hermant53851153.

“Melayani? Nampaknya satu hal yang kita sebagai publik sering salah paham adalah ‘aparat melayani’. Selama mindset mereka masih warisan kolonial, aparat minta dilayani jauh lebih pas. Makanya ide #RevolusiMental menemukan urgensinya. Pertanyaannya, seberapa serius dijalankan. om atau bapak,” tulis @masjensi

“Mayoritas ASN adalah muslim, dan TKI juga sama Insya Allah, dan harusnya sesama muslim adalah saudara, sepertinya agama hanya sebagai syarat pelamar kerja saja,” papar @Aliemuhsien.

“Mereka sepertinya sudah lupa nilai-nilai dasar ASN berAKHLAK dan ANEKA Meong,” terang @arankaru.

“Aparat beban APBN ini emang kudu di buang,” tulis akun @gusDAL2023.

“Mbak alisa merasakan sendiri kan rasanya gimana, ya gitulah mbak pegawai negeri kita, udah digaji pake duit rakyat layanan bintang satu, itu baru ditingkat imigrasi, coba kalo ke kantor camat, disana cuma minta tanda tangan aja ada uang pulsa, emang membagongkan,” tambah Imam Prasetyo di akun @imam_abo.

“Petugas dibayar oleh #taxpayer harusnya adalah melayani dan menyambut rakyatmua pulang. Bukan denfan budaya feodal karena punya kuasa. Mereka hanya punya mandat untuk mengatur sesuai namanya governance = government. Istilah lain adalah administrasi,” kata @w0ngswong.

“Padahal setiap diklat ASN diajarkan Pelayanan PRIMA! Kemana pelayanan itu?” jelas @TanoMaskhe merespons postingan Alissa Wahid.

“Padahal mereka itu pendidikan nya mirip TNI/Polri Bela Negara.. Kok begitu ya, apa karena ya takut dengan “adat” disana yg sudah mendarah daging?,” terang @LuciferInChaos.

“1 (2) UUD 1945: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Tapi rakyat hampir selalu diperlakukan semena-mena, kecuali kl punya uang & kuasa. Di situ saya merasa sedih,” ujar @bobby_lato.

“Oknum² spt ini banyak dan sdh mendarahdaging budayanya, cmn belum ketemu apesnya saja mgkn saatnya sekarang negara ini bersih², rakyat udh muak dengan pungli dan palak, rakyat hanya butuh birokrasi yg jelas dan mudah itu saja gk ush berbelit toh ujungnya uang jd tujuan,” tambah @padangmbulan.

Warganet: TKI Sering Jadi Korban Petugas Bea Cukai Bandara

Masyarakat menyesalkan prilaku petugas bea cukai yang terkesan tidak ramah dan melayani penumpang dari penampilan mereka. Korban para petugas bea cukai yang paling banyak adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Baca Juga  Kantor Kemenag Pematangsiantar Terbitkan 300 Sertifikat Halal kepada UMKM

Warganet menilai hal ini terjadi karena PMI adalah pihak yang lemah dah mudah kelabuhi atau ditakut-takuti.

“Beberapa tahun yg lalu ada pemandangan lazim bila rombongan tkw di palak terang2an di bandara soekarno hatta oleh oknum2 dan petugas keamanan seolah menutup mata, ngga tega kita lihat nya,” tulis @Edwardlukito.

“Aku pernah ngalamin disuruh dengan sopan dan manis untuk pindah barisan antrian imigrasi setelah kuperhatikan barisan yang kutinggalkan adalah TKW/TKI dan mereka mengalami banyak SD sekali “tuntutan” sementara barisanku lancar,” tambah @HastoSuprayogo.

“Betul mbak haruse TKW/TKI kita dilindungi dari perbuatan oknum yg suka memanfaatkan kepulangan mereka ke Indonesia,” tulis @wahyuhidayat365.

“Bayangkan saja..pekerja migran yg tiap bulan menyumbang devisa untuk negara, ketika pulang barang bawaan nya masih dipajaki. Sedangkan para konglomerat dikasih tax amnety oleh negara. Kurang biadap apa pemerintahan era @jokowi saat ini kepada rakyat kecil,” tulis
@harrysofian

“Diskriminasi terhadap pekerjaan migran kapan akan berakhir???,” tanya Nyoman SatriaAdhitya di akun @adeteno2.

Warganet: Viral Karena Alissa Wahid Anak Presiden

Ada juga warganet yang mengatakan kasus ini viral karena dialami oleh anak mantan Presiden, sehingga langsung mendapatkan respons dan permintaan maaf dari Juru Bicara Menteri Keuangan Yustinus Prastowo.

“Tapi ketika ning lisa speak up jadi viral. Dan d respon oleh @prastow. coba kalo kita yg rakyat biasa mau teriak sampe langit sap 7 siapa yg akan mendengar,” jelas Enita Robentrop di akunnya @AIADigibuy.

“Maksudnya kalau rakyat biasa habis di obok2 berita langsung lenyap dan sudah banyak yg begitu,” komenter @Johntico78.

“Coba kalau menantu presiden alias istri @AgusYudhoyono. tidak bakal antrian dan tasnya diobok obok branded dan memtereng ya,” tambah @AjungHijaya.

“Kalau Rakyat Biasa lebih parah Mbak akhir2 ini aja mulai adanya cctv dulu…ampuun deh…
SatSetSatSet,” kata @ain9maun9.

“Tapi jangan dipungkiri kalau status ibu sebagai anak seorang Guru Bangsa & eks Presiden RI yang bikin kasus ini jadi perhatian publik dan langsung direspon oleh instansi tersebut. Kalau yg cerita itu kami2 yang rakyat biasa mungkin akan dianggap angin lalu oleh mereka,”
jelas @ketoprakl.

“Ini mungkin baru sebagian kecil mewakili rasa yg sama yg telah dialami olh mereka2 yg tdk punya kuasa jauh sebelum kejadian ini terjadi. Hikmahnya mungkin, sebagai anak mantan pejabat no satu di republik ini jadi tau merasakan perlakuan yg diterima olh orang2 yg termarjinalkan,” tambah @dwijanicahya.

“Kalau sama rakyat jelata memang banyak yang bertindak semaunya, apa lupa bahwa Allah mengawasi semua. Dikira jabatan & harta yg dibangga banggakan di dunia bisa membeli akherat sampai pada lupa memperlakukan manusia dengan baik,” jelas @siparto.

“Jadi mksd penjelasan mb Alissa, kalimat di atas logikanya g tepat. Bukan “krn mbk alissa saja diperlakukan spt itu apalagi rakyat biasa” Tapi krn mbk alissa berpenampilan sptri rkyt biasa makanya di perlakukan spt itu. Cmiiw. It mean WBBM hanya poster,” tulis Sugeng Wibowo di akun @Su2Genk.

“Tp ada baiknya ketika Ning Alisa gak membuka ketokohan Nasab biar tau jelas bagaimana perilaku mereka memperlakukan pekerja migran dan akhirnya bisa membuka bobroknya,” lanjut @HelmiAlambara.

Ada juga wargenet yang mengajak korban para petugas bea cukai untuk bersuara.

“Yoo korban korban petugas keluar yoo. Kurang dikit,” ajak @BijakBerkata4.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life