Mudik biasanya dilakukan dengan keluarga tercinta. Tapi, bagi para ibu hal ini kerap kali membuat khawatir karena adanya si kecil. Apalagi jika mudik menggunakan kendaraan pribadi seperti motor.
Pasalnya, kondisi bayi khususnya yang baru lahir dinilai masih ringkih untuk diajak bepergian jauh. Dokter Spesialis Anak Kurniawan Satria Denta mengungkap risiko jika membawa anak bayi bepergian jauh. Ini karena bayi rentan mengalami cedera.
Menurutnya, bayi sangat rentan cedera kepala, leher, tulang belakang karena 30 persen bobot bayi ada di kepalanya, dengan leher yang belum mampu menopang kepala secara biomekanik. Kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yang cukup. Tak hanya cedera kepala, beberapa cedera di bagian tubuh lainnya juga berpotensi terjadi bersamaan misal patah rusuk, tungkai, pendarahan rongga perut dan seterusnya.
Adanya risiko terkena cedera kepala berat, pendarahan otak, dan lainnya. Selain risiko terkena cedera berat, bayi yang diajak untuk bepergian jauh menggunakan motor juga rentan terkena hipotermia atau kedinginan lantaran hembusan angin. Akhirnya, bayi bisa mengalami gangguan pernapasan hingga gangguan kesadaran.
Namun, Bunda tidak perlu risau jika ingin membawa si kecil mudik. bayi boleh dibawa mudik dengan beberapa syarat, dan yang utama kondisi bayi harus dalam keadaan sehat.
Menurutnya, selama bayi dalam keadaan sehat dan nyaman, bayi boleh dibawa mudik. Tentunya, sebelum memulai perjalanan mudik, Orang tua harus membawa bayi melakukan pengecekan kesehatan minimal 2 minggu sebelumnya.
Menyiapkan Kebutuhan dengan Matang Agar Nyaman dan Aman
Membawa bayi saat perjalanan mudik juga mengharuskan Bunda untuk mempersiapkan dengan mantap segala kebutuhan si kecil selama di perjalanan. Agar bayi tidak rewel dan bisa nyaman selama perjalanan.
Kebutuhan si kecil biasanya meliputi popok, tisu, makanan bayi, susu formula, selimut, beberapa baju, dan juga mainan. Bunda juga harus menyiapkan kotak P3K untuk berjaga-jaga jika si kecil digigit serangga atau mengalami alergi ketika di perjalanan. Isi P3K umumnya ada termometer, obat luka, obat demam, dan obat nyeri.
Moda trasportasi darat, laut, air, maupun udara diperbolehkan dengan beberapa pertimbangan. Pastikan Bunda selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan si kecil selama di perjalanan. Jika memutuskan untuk menggunakan transportasi umum, Bunda harus menanyakan ketentuan perjalanan bersama bayi dan bagaimana fasilitas pendukung yang didapatkan. Mudik membawa bayi tidak dianjurkan menggunakan sepeda motor, karena risiko yang sudah dijelaskan tadi.
Menentukan waktu yang tepat saat perjalanan menjadi hal penting selanjutnya yang harus diperhatikan. Pilihlah waktu perjalanan saat bayi biasa tidur, misalnya siang hari setelah makan siang, atau malam. Ketika melakukan perjalanan di waktu tidur, maka selama di jalan bayi akan terlelap. Hal ini meminimalisir si kecil rewel selama perjalanan.
Selanjutnya, mencukupi kebutuhan makan dan minum si kecil selama perjalanan mudik akan membuatnya tetap berenergi dan mencegahnya dari berbagai masalah kesehatan seperti mabuk perjalanan, dehidrasi, sembelit, dan diare.
Membuat suasana senyaman mungkin agar bayi tetap tenang selama di perjalanan. Bunda bisa dengan sering berinteraksi dengan mereka. Misalnya, membacakan buku, bermain dengan mainannya, atau mengajaknya berbicara. Selain itu, sesekali Bunda berikan pijatan lembut pada tubuhnya tidak pegal-pegal serta merasa nyaman dan rileks.
Membawa bayi untuk perjalanan mudik tentunya tidak berbahaya apabila Bunda mempersiapkan semuanya dengan matang demi keamanan dan kenyamanan bayi. Hal yang terpenting adalah Bunda dan si kecil dalam kondisi prima ketika pergi mudik agar bisa menikmati perjalanan dan merayakan Hari Raya Lebaran dengan sukacita.
Editor: Syafira Dwiyanti