Home » Anak Kurang Tidur Bisa Bahayakan Tubuh dan Mental, Ini Penyebabnya

Anak Kurang Tidur Bisa Bahayakan Tubuh dan Mental, Ini Penyebabnya

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi manfaat tidur bagi anak. Foto: Image by jcomp on Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Tidak tidur siang dapat menyebabkan masalah besar bagi anak kecil, termasuk jika anak kurang tidur lelap di malam hari, seperti bermasalah pada fokus, gangguan emosional, kesulitan akademis, masalah kesehatan mental, penambahan berat badan, bahkan perubahan pertumbuhan.

Laura De Girolami, seorang dokter anak Brookline, seperti ditulis Elizabeth Gehrman dalam Harvard Medicine Magazine, mengatakan dia mendiskusikan tidur dengan orang tua setiap kali mereka datang ke rumah sakit.

Hampir semua hormon pertumbuhan manusia, jelasnya, diproduksi selama gelombang lambat, atau tidur nyenyak, yang mana tidur siang selama 45 menit sudah cukup lama.

“Kurang tidur dapat mengakibatkan penurunan sekresi hormon pertumbuhan dan kadar kortisol. Jadi jangan sampai anak kurang tidur,” tambah De Girolami.

“Saya biasanya tidak memberi tahu orang tua tentang hal itu karena hal itu akan membuat mereka takut, dan masalahnya biasanya hanya sementara.”

Pola Tidur Normal Percepat Pertumbuhan

Anak-anak yang rutinitas tidurnya terganggu karena sakit, menurut Spencer, sering kali akan mengalami percepatan pertumbuhan setelah mereka memulihkan pola tidur normalnya.

Anak-anak yang sudah mempunyai risiko lebih tinggi terhadap perilaku menantang sosial mungkin akan lebih sulit tidur, yang kemudian dapat menciptakan lingkaran setan yang mengakibatkan perilaku lebih menantang.

Dan hal ini tidak hanya berlaku pada anak kecil. Meskipun anak-anak mengalami kedewasaan pada tingkat yang berbeda-beda, sebagian besar tumbuh dari kebutuhan untuk tidur siang sekitar usia 5 tahun.

Baca Juga  Selamat! Kemenag Umumkan Nominasi Festival Film Pendek Moderasi Beragama, Ini Daftarnya

“Namun sekarang kita hidup dalam budaya kurang tidur sehingga tidur siang dapat memberikan manfaat lebih lama,” kata Denise Clark Pope, dosen senior di Sekolah Pascasarjana Pendidikan Stanford dan alumni Sekolah Pascasarjana Pendidikan Harvard.

Penelitian yang dipublikasikan di Lancet Child & Adolescent Health pada bulan Juli membuktikan hal ini dan menyoroti dampak neurologis dari kurang tidur.

Analisis ini mengambil data dari studi Perkembangan Kognitif Otak Remaja NIH yang sedang berlangsung, mengamati lebih dari 8.000 anak berusia 9 dan 10 tahun, sekitar setengah dari mereka tidur kurang dari sembilan jam setiap malam.

Anak-anak yang kurang tidur memiliki lebih banyak masalah kesehatan mental dan perilaku dibandingkan anak-anak mereka yang tidur sembilan jam atau lebih setiap malam dan lebih cenderung mengalami depresi, cemas, dan agresif.

Selain itu, pencitraan otak menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang istirahat memiliki volume materi abu-abu yang lebih kecil di area otak yang bertanggung jawab atas perhatian, memori, dan kontrol penghambatan.

Dan defisit neurologis ini tidak berkurang dengan cepat; para peneliti menemukan bahwa volume yang lebih rendah masih terlihat dua tahun setelah evaluasi awal.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

#beritaviral
#beritaterkini

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life