Home » Antisipasi Flu Burung, Mantan Direktur WHO Ingatkan 5 Hal

Antisipasi Flu Burung, Mantan Direktur WHO Ingatkan 5 Hal

by Administrator Esensi
2 minutes read
Waspadai KLB Flu Burung, Ini yang Dilakukan Pemerintah (Ilustrasi)/VOI

ESENSI.TV - JAKARTA

Antisipasi flu burung harus segera dijalankan. Pasalnya, penyakit ini kembali merebak di Indonesia. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan 5 hal.

“Untuk kita di dalam negeri maka lima hal perlu sekarang dilakukan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima esensi.tv, Jumat (24/2/2023).

Lima Hal Penting

Ia menjelaskan lima hal penting tersebut. Pertama surveilan ketat pada unggas dan manusia untuk mendeteksi awal kalau-kalau sudah ada kasus.

“Untuk unggas deteksinya bisa di tiga tempat, peternakan, pasar ayam dan lingkungan rumah. Sementara untuk manusia, dapat di deteksi di Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lain. Apalagi kalau ada klaster beberapa orang dengan gejala yang sama,” ujarnya.

Kedua, kalau ada kecurigaan kasus pada manusia dan juga hewan, maka tim yang turun ke lapangan haruslah gabungan. “Antara tim kesehatan dan juga tim kesehatan hewan,” ucap dia.

Ketiga, sarana diagnosis di cek ulang kesiapan dan ketersediaannya, kalau-kalau nanti diperlukan secara luas.

Keempat, obat Flu Burung sejauh ini adalah Oseltamivir dengan merek Tamiflu.

“Perlu di cek ketersediaannya, atau bagaimana cara mendapatkannya, kalau-kalau nanti diperlukan,” tambah Prof Tjandra.

Kelima, tentu harus terus bekerjasama dengan WHO untuk memantau setidaknya tiga hal.

  1. Perkembangan kasus di berbagai negara.
  2. Perkembangan genomik kasus pada manusia dan unggas.
  3. Kerjasama internasional untuk ketersediaan logistik yang mungkin akan diperlukan.

Rapat Kerja Kesehatan Nasional

Sejak 23 Februari 2023, berlangsung Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RaKerKesNas).

“Dan di 23 Februari kemarin, saya menulis tentang KLB Difteri yang terjadi menyusul KLB Polio dan Campak. Penyakit tersebut yang mungkin juga dibahas dalam RaKerKesNas ini,” ungkapnya.

Kasus Flu Burung di Berbagai Negara

Menurut dia, Jumat (24/2) masyarakat mendapat berita lain tentang penyakit menular. Sesudah terjadi Flu Burung di berbagai binatang mamalia di berbagai negara Eropa, dan lain-lain.

“Maka mulai ada kasus pada manusia, bahkan di Asia. Berita terakhir datang dari sesama negara ASEAN, yaitu Kamboja,” terang Prof Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Baca Juga  Pandemi COVID-19 Berakhir, Yuk Lanjutkan Rutinitas Ini!

Ia menuturkan, tadinya seorang anak meninggal karena Flu Burung. Lalu kemarin Ayahnya juga terkena Flu Burung positif. “Ini mengingatkan kasus Flu Burung di negara kita. Awalnya bermula pada seorang anak yang dirawat di RS di Jakarta. Lalu Ayahnya juga tertular dan bahkan kemudian meninggal dunia. Hal ini kemudian merebak cukup luas karena sudah terjadi penularan antar manusia berkesinambungan (sustained human to human transmission),” papar Prof Tjandra.

Kasus Flu Burung di ASEAN

Kasus flu burung di Kamboja kali ini, ada 22 ekor ayam dan 3 bebek yang mati di lingkungan rumah keluarga itu. Dan di desanya juga ada sejumlah burung liar yang mati. Ditambah lagi masih ada 11 orang lagi yang sedang dalam pemeriksaan tentang kemungkinan tertular.

“Kematian unggas juga terjadi di negara kita. Khususnya pada waktu kasus flu burung pada manusia meningkat beberapa tahun lalu. Bahkan angka kematian kita cukup tinggi pula,” kata Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes itu menambahkan.

Sebagai pemegang Keketuaan ASEAN, Kementerian Kesehatan Indonesia dapat mengkoordinasikan seluruh Kementerian Kesehatan negara ASEAN. Tujuannya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dalam 3 hal.

Pertama, mendeteksi apakah ada kasus di negara ASEAN lain di luar Kamboja (termasuk Indonesia). Kedua, jika ada maka perlu upaya maksimal untuk mengendalikan dari sumbernya (contain at the source). Agar kasus yang terjadi tidak keluar ke negara lain. Ketiga, negara yang belum ada kasus perlu membentengi diri agar jangan kemasukan.

“Tentu pengendalian penyakit menular juga menjadi bahan utama pembahasan Rapat Kerja Kesehatan Nasional sejak kemarin. Baik yang sudah ada di dalam negeri seperti berbagai KLB sekarang ini maupun kemungkinan ancaman penyebaran internasional seperti Flu Burung. Kita semua berharap agar RaKerKesNas ini merumuskan berbagai kegiatan untuk kesehatan kita semua,” tutup Prof Tjandra.

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life