Categories: Nasional

Arab Saudi Minim Investor Indonesia, Apa Strateginya?

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar menerima kunjungan Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdullah Al-Amudi di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara.

Faisal Abdullah menyampaikan terkait dengan kedekatan hubungan emosional yang sangat luar biasa antar kedua negara. Sejak lebih dari 70 tahun hubungan Indonesia-Arab Saudi masih terfokus kepada masalah haji dan umrah.

Menurut Faisal, masalah haji dan umrah memang perlu dan penting. Namun demikian perlu adanya suatu terobosan untuk bisa mendekatkan hubungan kedua negara ini ke arah yang lebih strategis ke depannya.

“Kita terus meningkatkan hubungan yang berkaitan dengan masalah haji dan umrah ini. Tapi kita juga membuka peluang-peluang lain dalam meningkatkan hubungan kedua negara ini. Sehingga hubungan Indonesia dan Arab bisa lebih komprehensif,” ujar Faisal Abdullah.

Lebih lanjut Faisal mengatakan, pejabat-pejabat Indonesia biasanya fokus kepada masalah urusan haji dan umrah.

Padahal, Arab Saudi punya potensi lain yang bisa dieksplorasi. Sehingga kedua negara dapat lebih mengarah ke arah yang lebih positif lagi.

Faisal mengungkapkan minimnya investor dari Indonesia yang berinvestasi ke Arab Saudi. Oleh karena itu, ia berharap agar Indonesia dapat meningkatkan investasinya di Arab Saudi.

Saat ini, tercatat hanya ada pabrik Indomie saja yang ada di Arab Saudi

“Saya sebagai perwakilan pemerintah Arab Saudi akan membuka pintu untuk Kementerian yang bapak pimpin saat ini. Apa pun inisiatif yang disampaikan tentu kita akan melakukan ataupun menjadi perhatian kita semampu mungkin,” ungkap Faisal.

Kerja Sama Arab Saudi dan Indonesia

Menanggapi hal tersebut, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyambut baik gagasan dan masukan dari Dubes Arab Saudi tersebut.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim ini, dari gagasan-gagasan yang disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdullah tersebut, setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan.

Pertama, dalam jangka yang sangat pendek, pihaknya akan menindaklanjuti untuk membahas dan merealisasikan apa yang bisa dilakukan dalam kurun waktu 1 hingga 1,5 tahun ke depan.

“Misalnya terkait dengan ketenagakerjaan, kemudahan mobilitas orang, kemudian mencari formula out of the box yang tentu akan memberikan suasana yang berbeda antara pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Indonesia,” ujar Gus Halim.

Kedua, sebagaimana yang sudah diketahui, pada 2024 Indonesia akan ada suksesi kepemimpinan.

Dengan demikian, akan ada masa transisi mulai dari strategi pembangunan sampai pada membangun pola hubungan antarnegara yang disusun pada hari ini untuk menyongsong transformasi kepemimpinan di 2024.

“Nah di situ, kita sebut dengan rencana pembangunan jangka panjang tahun 2024-2045. Akan dimulai pada pergantian Presiden sampai pada 2045. Ini akan ada sesuatu yang memang harus dilakukan secara berbeda dari sebelumnya,” ujarnya.

Strategi Pembangunan Untuk RI

Oleh karena itu, lanjut Gus Halim, gagasan dan masukan yang sudah disampaikan, pasti akan diupayakan menjadi bagian penting dalam penyusunan strategi pembangunan jangka panjang 2024-2045.

“Termasuk yang memang selalu menjadi pikiran kita, Indonesia punya investasi di beberapa negara, tapi memang di Arab Saudi masih kurang. Sering kali kita melihat investasi kita itu pada pengiriman tenaga kerja, baik yang skill maupun unskill,” ungkapnya.

Untuk itu, harus ada perombakan yang mendasar, sehingga pola kerja sama, investasi, kerja sama ekonomi termasuk kerja sama lingkungan, menjadi sesuatu yang tidak bisa tidak harus dilakukan pemerintah Arab Saudi dengan pemerintah Indonesia

Gus Halim memprediksi pada Agustus atau September kerangka pembangunan jangka panjang Indonesia 2024-2045 akan selesai.

Dari situ, bisa dilihat potret pola hubungan antarnegara, Indonesia dengan berbagai negara termasuk dengan bagaimana pola hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Arab Saudi.

“Tentu masukan yang sangat berharga bagi kami, pasti akan kita diskusikan sedalam mungkin, supaya apa yang menjadi gagasan-gagasan tadi betul-betul teralokasikan di dalam RPJMP kita 2024-2045 dan kemudian itu akan memberi warna baru pola hubungan baru antara Indonesia dengan Arab Saudi,” pungkas Gus Halim.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

Administrator Esensi

Recent Posts

Bertemu Presiden Majelis Umum PBB, Jokowi Sampaikan Tiga Isu Penting Situasi Palestina

PRESIDEN Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dennis Francis…

7 mins ago

Penelitian UGM Ungkap Konten TikTok Berdampak Penurunan Daya Attention Span

TIM mahasiswa UGM Yogyakarta yang terdiri Rizqi Vazrin (Filsafat), Romdhoni Afif N (Filsafat), Radhita Z…

37 mins ago

BNPB Operasikan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Sukseskan World Water Forum di Bali

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mensukseskan acara World…

1 hour ago

Jokowi Sampaikan Dukacita Atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

PRESIDEN Jokowi menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para delegasi…

2 hours ago

Pro Kontra Study Tour Pasca-kejadian Ciater Subang, Ini yang Perlu Diketahui

KECELAKAAN maut terjadi di jalan Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang,…

2 hours ago

Industri Linting Kertas Sigaret Indonesia Peluang Besar Ekspor

PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…

3 hours ago