Categories: Ekonomi

Bank Indonesia Targetkan Transaksi Uang Elektronik 2023 Tumbuh 23,90 Persen

Bank Indonesia (BI) menargetkan nilai transaksi uang elektronik pada tahun 2023 dapat tumbuh 23,90 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp399,6 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Januari 2023 mengatakan, dengan target tersebut, BI berarti memproyeksikan nilai transaksi uang elektronik tahun 2023 dapat mencapai Rp495,2 triliun.

Seperti dilansir dari antaranews.com, Kamis (19/1/2023), nilai transaksi uang elektronik pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp399,6 triliun atau tumbuh 30,84 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pada tahun 2022 transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat ditopang oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring,” kata Perry.

Perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital yang cepat juga disebabkan oleh luas dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking.

Lebih lanjut dikatakan, nilai transaksi digital banking pada tahun 2022 tumbuh 28,72 persen (yoy) menjadi Rp52.545,8 triliun dan pada tahun 2023 diproyeksikan tumbuh 22,13 persen (yoy) mencapai Rp64.175,1 triliun.

Bank Indonesia terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, kata dia, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Desember 2022 naik 6,95 persen (yoy) mencapai Rp1.026,5 triliun.

Perry Warjiyo menuturkan pada 2023 Bank Indonesia akan terus mendorong inovasi sistem pembayaran dan memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk melalui perluasan untuk distribusi uang rupiah layak edar ke wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T).

Selain itu Bank Indonesia melanjutkan perluasan implementasi QRIS melalui strategi 45 juta pengguna dan 1 miliar volume transaksi pada 2023 serta pengembangan fitur QRIS dan QRIS antarnegara.

Hal itu dilakukan untuk memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi.*

Editor: Addinda Zen

Junita Ariani

Recent Posts

Potensi Hujan Lebat Landa Tujuh Provinsi pada 17-23 Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…

20 mins ago

Sebenarnya Kenapa Orang Suka Menunda?

Menunda-nunda pekerjaan atau procrastination adalah masalah umum yang dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan stres. Ada…

41 mins ago

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

12 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

13 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

14 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

15 hours ago