Home » Bencana Banjir Tewaskan Sedikitnya 5.000 Warga, Pemerintah Libya Umumkan Masa Berkabung

Bencana Banjir Tewaskan Sedikitnya 5.000 Warga, Pemerintah Libya Umumkan Masa Berkabung

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Badai Daniel dan banjir bandang melanda Libya, Minggu (10/9/2023). Foto: WGN News

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah Libya telah mengumumkan tiga hari masa berkabung di semua kota yang terkena dampak badai Daniel dan banjir bandang akibat bobolnya 3 bendungan di negara itu.

Selama masa berkabung, petugas tanggap darurat, pegawai pemerintah Libya dan penduduk dikerahkan untuk menggali reruntuhan mencari korban selamat.

Sejumlah kota di Libya diterjang banjir bandang, sejak Senin (11/9/2023) dan menewaskan sedikitnya sekitar 5.000 orang, sekitar 10.000 orang hilang dan ribuan korban terluka.

World Meteorological Organization PBB menyebutkan dua bendungan jebol saat terjadi badai besar pada akhir pekan, menyapu seluruh lingkungan di kota Derna hingga tercebur ke laut.

Banjir mencapai puncaknya di timur laut Libya pada hari Minggu, (10/9/2023) dengan angin kencang dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam, mengganggu komunikasi dan merobohkan menara listrik dan pepohonan.

Tumbahan air dari bendungan dan hujan deras menyebabkan banjir bandang terjadi di beberapa kota.

Data dari Kementerian Dalam Negeri Libya seperti dilansir dari Kantor Berita Libya, Lana, menyebutkan Derna di bagian timur mengalami banjir bandang paling parah.

Sementara itu, mengutip Menteri Kesehatan di Pemerintahan Timur Libya Othman Abduljalil, khusus di daerah itu, dikabarkan sekitar 6.000 orang masih hilang.

Baca Juga  EKOLOGI POLITIK SEBAGAI SEBUAH CARA PANDANG MENGENAI HUBUNGAN MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

Dukungan Internasional

Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), mengatakan banjir tersebut merupakan bencana alam terparah sepanjang sejarah di Libya.

Dr Harris menambahkan bahwa WHO telah mengerahkan pasokan bantuan ke daerah yang terkena dampak. Dia memperkirakan hujan lebat berdampak pada 1,8 juta orang dan merusak bahkan “melenyapkan” beberapa rumah sakit.

“Pekerjaan yang dilakukan saat ini adalah untuk mendapatkan pasokan, sayangnya beberapa dari pasokan tersebut tidak hanya berupa kantong jenazah, tetapi juga peralatan trauma,” kata juru bicara WHO.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada pihak berwenang Libya dan keluarga korban yang meninggal dunia dan terluka akibat banjir bandang di negara itu.

“Saat ini, pikiran kami tertuju pada ribuan orang yang terkena dampak di komunitas mereka, kami berdiri dalam solidaritas dengan semua orang di Libya selama masa sulit ini,” kata Juru Bicara Stéphane Dujarric, seperti dalam keterangannya di laman resmi PBB, Rabu (13/9/2023).

Dia mengatakan tim PBB di lapangan sedang merespons di lokasi tersebut.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life