Home » BI Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Lewat Optimalisasi Pengelolaan Devisa

BI Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Lewat Optimalisasi Pengelolaan Devisa

by Junita Ariani
2 minutes read
BI 2

ESENSI.TV - JAKARTA

Gubernur Bank Indonesia  Perry Warjiyo mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Caranya menurut Perry, dengan mengoptimalkan pengelolaan devisa sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kami menyakini bahwa nilai tukar akan menguat dan kami akan terus menjaga itu,” kata Perry dilansir dari antaranews.com, Senin (30/1/2023).

Perry mengatakan itu pada  peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta,

Bank Indonesia kata Perry, akan terus mengoptimalkan pengelolaan lalu lintas devisa.

Pengoptimalan itu dilakukan untuk stabilitas nilai tukar, untuk stabilitas eksternal  dan untuk stabilitas ekonomi.

Dikatakannya, berbagai terobosan yang dilakukan Bank Indonesia di antaranya peraturan BI untuk memobilisasi hasil devisa.

Kemudian, operation twist atau penjualan atau pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

“Bank Indonesia sudah mengeluarkan peraturan Bank Indonesia untuk memobilisasi hasil devisa, pengelolaan lalu lintas devisa,” tuturnya.

Dalam zaman normal kata dia, tentu saja nilai tukar akan dibiarkan mekanisme pasar.

“Tapi dengan gejolak, Bank Indonesia tidak akan ragu melakukan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah, itulah terobosan,” ujarnya.

Baca Juga  Pertamina Perluas Uji Coba QR Code Subsidi Tepat

Bank Indonesia juga akan melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan suku bunga acuan BI (BI7DRR).

Itu guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama inflasi barang impor (imported inflation).

Pengendalian melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Ke depan, Bank Indonesia memproyeksikan rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan karenanya akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi (30/1/2023) menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.975 per dolar AS.

Dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Jumat (27/1/2023) Rp14.986 per dolar AS. *

 

Editor: Darma Lubis

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life