Home » BI Prediksi Inflasi Akan Kembali ke Level 3% Semester I 2023

BI Prediksi Inflasi Akan Kembali ke Level 3% Semester I 2023

by Arti Sukma Lengkawati
2 minutes read
Ilustrasi inflasi. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Bank Indonesia memprediksi inflasi akan dapat dikelola di level 3 persen plus minus satu persen pada semester pertama tahun 2023.

Inflasi diperkirakan akan turun kembali ke target, meski selama Januari tahun ini melonjak ke posisi 5,28 persen (year on year/yoy).

Sedangkan selama Desember tahun 2022, pertumbuhan indeks harga konsumen di level 5,51 persen (yoy).

“Pada semester I 2023 dan inflasi kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023,” tulis Bank Indonesia, dalam risalah Rapat Dewan Gubernur BI, seperti dilansir dalam laman resminya, Kamis (16/2/2023).

Bank sentral mengatakan akan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut.

Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 tercatat rendah 0,34% (mtm) atau 5,28% (yoy).

Angka ini berkurang dibandingkan dengan pertumbuhan indeks harga konsumen (IHK) bulan sebelumnya sebesar 5,51% (yoy).

Penurunan pertumbuhan IHK didorong oleh inflasi inti dan administered prices yang menurun serta inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) yang terjaga.

Perkembangan ini sebagai dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive dan forward looking dalam mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Baca Juga  Konsumen Diprediksi Kurangi Belanja Kuartal I/2023. Ini Penyebabnya

Inflasi Juga Ditopang Apresiasi Rupiah

Sementara itu, otoritas moneter juga menyebutkan apresiasi nilai tukar Rupiah berlanjut sehingga mendukung stabilitas perekonomian.

Nilai tukar Rupiah pada 15 Februari 2023 menguat 2,39% dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.

Apresiasi Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,99%), Thailand (0,85%) dan Malaysia (0,27%).

Rupiah yang terus menguat ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga.

Imbal hasil aset keuangan domestik dinilai tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan Rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat.

“Penguatan nilai tukar Rupiah juga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut,” tulis Bank Indonesia.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life