Di TikTok beredar video yang viral membuat salju buatan.
Konten tersebut berhasil menarik jumlah penonton fenomenal, yakni mencapai 21 juta akun, hingga Selasa (3/1).
Eksperimen membuat salju yang tersebar di TikTok itu menggunakan campuran gula, garam, dan air.
Pemilik akun TikTok terverifikasi dengan hampir 17 juta pengikut itu pertama-tama meletakkan garam dengan gula dalam satu tumpukan di atas meja. Bahan-bahan tersebut kemudian disiram air mineral.
Info itu terbilang hoaks, karena dasarnya salju muncul secara alami.
Faktanya, salju terbentuk ketika kristal es kecil di awan saling menempel menjadi kepingan salju. Jika cukup banyak kristal yang saling menempel, mereka akan menjadi cukup berat untuk jatuh ke tanah.
Kepingan salju yang turun melalui udara lembab yang sedikit lebih hangat dari 0 °C akan meleleh di sekitar tepinya dan saling menempel untuk menghasilkan serpihan besar. Kepingan salju yang jatuh melalui udara dingin dan kering menghasilkan bubuk salju yang tidak saling menempel.
Salju terbentuk saat suhu rendah dan ada kelembapan di atmosfer dalam bentuk kristal es kecil.
Curah hujan turun yang membentuk salju ketika suhu udara di bawah 2 °C. Adalah mitos bahwa salju harus di bawah nol. Bahkan, di negara ini, hujan salju paling lebat cenderung terjadi saat suhu udara antara nol hingga 2 °C. Salju yang turun memang mulai mencair begitu suhu naik di atas titik beku, tetapi saat proses pencairan dimulai, udara di sekitar kepingan salju menjadi dingin.
Hujan salju dapat didefinisikan sebagai ‘ringan’, ‘sedang’ atau ‘berat’. Jika dikombinasikan dengan angin kencang, hujan salju dapat menimbulkan badai salju dan arus.
Jika suhu lebih hangat dari 2 °C maka kepingan salju akan mencair dan jatuh sebagai hujan es, bukan salju, dan jika lebih hangat lagi, hujan akan turun.
Editor: Darma Lubis