Home » Diebetes Tipe 1 Bisa Muncul Karena Virus dan Autoimun

Diebetes Tipe 1 Bisa Muncul Karena Virus dan Autoimun

by Agita Maheswari
1 minutes read
Diebetes Tipe 1 Bisa Muncul Karena Virus dan Autoimun 1

ESENSI.TV - JAKARTA

Munculnya diabetes tipe 1 pada seseorang bisa karena faktor virus, autoimun dan lainnya termasuk vitamin D.

Project Leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI Prof dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K) mengatakan ada beberapa keadaan virus tertentu.

Tetapi, katanya, sulitnya kita belum bisa membuat vaksin diabetes tipe 1 sampai sekarang.

“Jadi ini masih dalam penelitian. Tetapi autoimunnya hampir pasti” kata dia.

Prof Aman mengatakan ada beberapa kasus kondisi seluruh antibodi autoimunnya negatif.

Ini, menjadikan para pakar memikirkan tentang kemungkinan bahan kimia atau chemical tertentu yang juga bisa merusak pankreas.

“Masih banyak sekali penelitian terhadap diabetes tipe 1 ini, tetapi yang jelas memang faktor virus ada, faktor autoimun ada dan faktor lain-lain. Akhirnya kami melihat juga faktor vitamin D,” tutur dia.

Studi di Finlandia di mana peneliti memberikan vitamin D pada ibu, remaja, wanita hamil dan bayi menunjukkan, pemberian vitamin D dosis tertentu menurunkan kejadian diabetes.

Baca Juga  Alasan Pemerintah Kebut Vaksinasi Booster Covid-19 Kedua untuk Orang Dewasa Sehat

Vitamin D diketahui bisa menurunkan risiko kejadian autoimun dan hampir semua penyakit autoimun direkomendasikan diberikan vitamin D.

Menurut Prof Aman, salah satu mekanisme mencegah autoimun sekarang ini salah satunya dengan pemberian vitamin D yang optimal.

Salah satu yang dilakukan di Finlandia itu mereka bisa menurunkan angka diabetesnya. Kita harus memberikan vitamin D.

“Tetapi masalahnya di sini harus bayar. IDAI mengeluarkan rekomendasi diberikan vitamin D sejak lahir antara 400 hingga 600 IU,” tutur dia.

Dengan pola hidup sekarang ini asupan vitamin D pada orang-orang hampir tidak terpenuhi.

Seharusnya, sambung dia, sebanyak 60 persen luas tubuh terkena paparan sinar matahari selama 30 menit sebanyak tiga hingga empat kali seminggu.

“Dari makanan juga sulit terpenuhi karena vitamin D tidak hanya dari makanan, dia harus ada ekspos sinar matahari,” kata dia.

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life