Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi berkekuatan M5,7 pada kedalaman 10 km, Minggu (25/2/2024), pukul 20:07:03 WIB.
Pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.
Penyebab gempa diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman dengan mekanisme sesar naik berarah relatif barat laut-tenggara.
Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, mengatakan, gempa tersebut diikuti gempa bumi susulan. Yang terjadi pada pukul 22:04:56 WIB dengan magnitudo (M5,1).
“Kejadian gempa tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman dengan mekanisme sesar naik berarah relatif barat laut-tenggara,” kata Wafid, Senin (26/2/2024).
Kerap Diguncang Gempa Bumi
Dikatakannya, wilayah Banten dan sekitarnya menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang kerap diguncang gempa bumi. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, setidaknya telah terjadi 4 gempa besar yang titik pusat gempanya (epicentrum) berada di kawasan Banten.
Terkait dengan itu, Wafid merekomendasikan bangunan di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Sukabumi harus menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa guna menghindari risiko kerusakan.
“Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi. Harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural,” terang Wafid.
Ia juga mengimbau masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Tetap waspada dengan kejadian gempa susulan. Begitu juga jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa dan tsunami.
“Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard). Yaitu retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi,” tutup Wafid. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu