Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP akan mengadopsi teknologi budidaya pembesara tuna di Laut Izmir, Turki untuk mendongkrak hasil perikanan bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi lokasi budidaya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki.
“Beberapa wilayah perairan kita merupakan tempatnya ikan tuna. Sehingga kita perlu inovasi agar komoditas ini produktivitasnya meningkat dan keberlanjutannya terjaga,” ujar Menteri Trenggono dalam siaran resmi KKP yang dikutip, Kamis, (25/1/2024) di Jakarta.
Dikatakannya, ikan berdaging merah ini dibudidayakan di Laut Izmir jenisnya Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus). Ikan tersebut berasal dari hasil penangkapan di alam dengan cara digiring perlahan-lahan ke lokasi budidaya.
Proses pembesaran memakan waktu lima sampai enam bulan di keramba berukuran 50 sampai 60 meter pada kedalaman hingga 18 meter. Selama pembesaran, ikan diberi pakan ikan-ikan pelagis.
Kunjungan Menteri Trenggono bertepatan saat dilakukan panen ikan berkelas ekspor tersebut. Ikan-ikan hasil panen langsung dibawa ke Jepang menggunakan kapal angkut.
“Ikan hasil pembesaran itu dibekukan di kapal pada suhu minus 60⁰ C dan langsung berlayar ke Jepang. Ini yang membuat kualitas ikan terjaga dan harganya semakin tinggi. Harga ikan laut tersebut pun ditentukan berdasarkan grade di pasarnya,” pungkas Trenggono.
Menurut Trenggono, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tuna di pasar dunia. Berdasarkan data KKP, tuna bersama tongkol dan cakalang termasuk sebagai komoditas unggulan ekspor hasil perikanan Indonesia dengan nilai USD 927,18 juta pada tahun 2023. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu