Penjaga pintu air bendungan Banjir Kanal Timur (BKT) di Pos Duga Air Weir I Malakasari, Jakarta Timur, Sutisna menyebut, penurunan tinggi permukaan air bendungan cukup parah. Ia menyebut, tinggi air saat ini di angka 15-20 cm. Angka ini berada di bawah batas normal yaitu di atas 30 cm.
“Kalau dikatakan normal, di atas 30 cm. Rata-rata 30-50 cm. Ini lagi di bawah, 15-20 cm. Sejak bulan Juli. Juni kan masih hujan tuh. Juli sudah mulai kering. Paling parah sih Agustus ini,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (21/8).
Penurunan tinggi air ini sudah terjadi sejak Juli lalu. Sutisna menyampaikan, khawatir hal ini dapat memicu kekeringan. Jika tinggi air terlalu rendah, tinggi muka air tanah juga akan terpengaruh. Selain itu, jika muka air tanah terlalu menyusut dapat menyebabkan kekeringan.
“Penyusutan ya ada dampaknya. Gini, ketinggian sungai itu kan enggak boleh lebih rendah dari tinggi muka air tanah. Kalau terlalu rendah itu akan mempengaruhi tinggi muka air tanah. Kalau terlalu rendah akan menyusutkan muka air tanah sehingga terjadi kekeringan,” jelas Sutisna.
Fungsi Pintu Air di Musim Kemarau
Bendungan Weir I sendiri menjadi muara dari lima sungai, yaitu Sungai Cipinang, Sungai Sunter, Sungai Buaran, Sungai Jatikramat, serta Sungai Cakung.
Lebih lanjut, Sutisna menyebut, di musim kemarau perlu dilakukan buka tutup pintu air untuk mengendalikan permukaan air di bendungan.
Diduga, penurunan tinggi permukaan air di BKT ini akibat kekeringan di musim kemarau. Tidak ada aliran air tambahan yang masuk ke BKT saat musim kemarau.
BKT dirancang mampu mengalirkan air sebesar 390 M3/detik dan melindungi ancaman banjir seluas 160 km2. Selain itu, pintu air bendungan juga dapat berfungsi untuk mengontrol permukaain air agar tidak kering di musim kemarau.
Editor: Dimas Adi Putra