Ekonomi

Ekonom Berharap Bank Indonesia Enggak Naikkan Suku Bunga Bulan Ini

Bank Indonesia diharapkan akan mempertahankan suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate/BI rateO di level  6% di Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlansung dua hari dari berakhir hari ini, Rabu (21/2/2024).

Keputusan ini didukung oleh Inflasi tercatat sebesar 2,57% (y.o.y), seiring dengan menurunkan efek musiman liburan akhir tahun dan harga pangan yang lebih terkendali.

Dari faktor eksternal, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya pada FOMC meeting Januari dan mengindikasikan penurunan suku bunga juga tidak akan terjadi.

“Saya ekspektasikan BI akan pertahankan BI rate di level 6%,” jelas Teuku Riefky, ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

“Mengingat The Fed tidak akan menurunkan suku bunga kebijakannya dalam waktu dekat, kami menilai BI sebaiknya mempertahankan BI Rate di level 6,00% bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” tambah Teuku Riefky.

Dia menjelaskan inflasi umum turun menjadi 2,57% (y.o.y) pada bulan Januari 2024 mendekati
titik tengah target baru sebesar 2,5%.

Perlambatan inglasi, menurutnya, didorong oleh menurunnya dampak fenomena cuaca El-Nino terhadap harga pangan, penyaluran bantuan sosial untuk mengendalikan volatilitas pangan, dan berkurangnya dampak musiman akhir tahun.

Sedangkann neraca perdagangan masih berada pada teritori positif meski menurun sejak April 2022.

Pada bulan pertama tahun 2024, inflasi umum tahunan turun tipis menjadi 2,57% (y.o.y) dari 2,61% (y.o.y) pada bulan Desember 2023.

Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi bulan ini merupakan inflasi umum tahunan terendah dalam tiga bulan terakhir, mendekati titik tengah target inflasi baru 1,5% – 3,5% pada tahun 2024.

Perlambatan inflasi pada Januari 2024 didorong oleh penurunan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau (5,87% (y.o.y) pada Januari 2024 dibandingkan 6,18% (y.o.y) pada Desember 2023) dan kelompok pengeluaran transportasi (1,11% (y.o.y) pada Januari 2024 dibandingkan 1,27% (y.o.y) pada Desember 2023) seiring meredanya efek musiman libur Natal dan Tahun Baru.

Meski berkurang, fenomena cuaca El-Nino masih berdampak pada harga beras. Rata-rata harga eceran beras di pasar tradisional meningkat sebesar 15,82% (y.o.y) pada Januari 2024, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 16,64% (y.o.y).

Kenaikan harga beras berkontribusi sebesar 0,57 poin persentase terhadap inflasi bulan ini.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Dimas Adi Putra

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Ini Pesan KGPAA Paku Alam X kepada Calon Jemaah Haji Yogyakarta

WAKIL Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengingatkan para calon jemaah haji tentang pentingnya menjaga…

1 hour ago

Gunung Slamet Naik Level Waspada, Semua Pos Pendakian Resmi Ditutup

SEMUA jalur pendakian di Gunung Slamet resmi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal…

6 hours ago

RI Dorong PBB Berikan Hak Istimewa Untuk Palestina

Pemerintah Indonesia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan hak istimewa kepada Palestina. Hal itu merupakan…

7 hours ago

Pakar UGM Ungkap Alasan Target Energi Baru-Terbarukan Sulit tercapai

PROSES transisi energi bersih Pemerintahan Joko Widodo belum juga mencapai target yang ditetapkan meski akan…

7 hours ago

Berikut 5 Tips Saat Berhaji di Cuaca Panas Saat Ini

Cuaca di Saudi sangat panas dan kering. Sehingga, jemaah sering tidak berkeringat saat beraktivitas, kadang…

8 hours ago

1.364 Jemaah Kloter Embarkasi Solo Dapat Layanan Fast Track

Sebanyak 1.364 jemaah haji yang terbang dari Embarkasi Solo (SOC) pada hari pertama keberangkatan, mendapat…

8 hours ago