Home » Ekonom UI Ekspektasikan BI Tahan Suku Bunga di Level 5,75%

Ekonom UI Ekspektasikan BI Tahan Suku Bunga di Level 5,75%

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read
Teuku Riefky, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengekspektasikan BI tahan suku bunga acuan alias BI 7 Days Reserve Repo Rate di posisi 5,75% hari ini.

Bank sentral Indonesia melangsungkan Rapat Dewan Gubernur bulanan selama dua hari dan dijadwalkan berakhir hari ini, Selasa (18/4/2023).

Dia mengatakan kebijakan itu dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar.

Sambil, Bank Indonesia melanjutkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.

“Kondisi terkini menunjukkan perekonomian Indonesia semakin kuat dengan angka inflasi yang terus membaik dan relatif terkendali,” jelas Teuky Riefky.

Dari sisi eksternal, aliran modal masuk dan penguatan Rupiah mulai terlihat dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi ini akibat perkembangan sentimen pasar di AS belakangan ini.

Selain itu, dengan tren cadangan yang meningkat, Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

Terakhir, selisih imbal hasil antara Obligasi Pemerintah Indonesia dan Obligasi Pemerintah AS tampaknya masih relatif terjaga di tengah kasus SVB baru-baru ini.

Hal ini diikuti oleh kenaikan mendadak suku bunga acuan the Fed dalam pertemuan FOMC terakhir.

Baca Juga  Kerja Sama Indonesia-Tiongkok di Industri Penerbangan Peluang Besar bagi Indonesia

Sehingga, the Fed memiliki ruang yang semakin terbatas untuk menaikkan suku bunga acuannya di masa mendatang.

Kenaikan suku bunga oleh berbagai bank sentral terus berlanjut di tengah kekacauan di sektor perbankan, meskipun kenaikan ini tidak seagresif dibandingkan dengan sebelumnya.

The Fed Naikkan Bunga Acuan 25 Bps

Dalam pertemuan FOMC terakhir, The Fed mengejutkan pasar dengan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,75% – 5,00%.

Langkah ini sebagai upaya untuk melawan inflasi yang sangat tinggi sambil mengatasi risiko terhadap stabilitas keuangan.

Demikian pula, ECB juga menaikkan suku bunga sebesar 50bps, karena inflasi di seluruh wilayah anggota mereka tetap tajam di atas level yang ditargetkan sebesar 2%.

Sementara itu, PBoC membiarkan suku bunganya tidak berubah selama tujuh bulan berturut-turut.

Sejalan dengan perekonomian negara mereka yang sudah tergolong aman akibat kebijakan yang diambil saat pemulihan pandemi lalu.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv’
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life