Home » Ekspor Kertas Indonesia ke Jepang Berpotensi Meningkat, Ini Alasannya

Ekspor Kertas Indonesia ke Jepang Berpotensi Meningkat, Ini Alasannya

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Ekspor kertas Indonesia ke Jepang berpotensi meningkat. Pasalnya, Pemerintah Kota Tokyo (Tokyo Metropolitan Government/TMG) kembali merevisi peraturan the Green Procurement Guide (GPG).

Revisi GPG ini bertujuan untuk mempromosikan dan menyebarluaskan produk ramah lingkungan. Sehingga  mengurangi dampak negatif lingkungan.

“Revisi GPG ini mulai berlaku pada 1 April 2023 lalu,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/5/2023), di Jakarta.

Budi mengatakan, perubahan positif ini bukti keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan industri kertas Indonesia. Dan, membuka peluang yang lebih besar terhadap produk kertas dan hasil hutan Indonesia di Jepang.

Sebelumnya, pada 2020, GPG mencantumkan klausul tambahan. Yaitu “Jika perusahaan pernah terdisasosiasi/pemutusan hubungan apapun dari sertifikasi kehutanan maka produknya tidak dapat diterima”.

Pemutusan hubungan itu seperti Forest Stewardship Council (FSC), Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC), atau Sustainable Green Eco-system Council (SGEC),

Dalam aturan terbaru, klausul tersebut diubah menjadi “Menjamin rantai pasok yang berkelanjutan dan tidak menyebabkan kehilangan biodiversitas”.

Direktur Pengamanan Perdagangan, Kemendag, Natan Kambuno menambahkan, Pemerintah Indonesia secara intensif melakukan beberapa upaya negosiasi. Dan, pembelaan melalui pertemuan bilateral tingkat tinggi dan teknis.

Selain itu, Pemerintah Indonesia menyampaikan surat keberatan agar Pemerintah Tokyo melakukan revisi dalam peraturan tersebut sehingga lebih objektif.

Baca Juga  Mengejar Harmoni dan Kesuksesan: Perjalanan Dewa 19

“Hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan ketentuan yang tidak sesuai tersebut diadopsi oleh prefektur lain dan disalahgunakan. Sebagai dasar menciptakan perdagangan tidak adil dengan kampanye negatif yang berimbas pada penurunan citra produk Indonesia,” jelas Natan.

Hasil Kolaborasi

Natan juga mengungkapkan, Pemerintah Kota Tokyo telah mendengar suara Indonesia sehingga peraturan tersebut dapat direvisi.

Hal ini juga kata dia, merupakan hasil kolaborasi aktif dan produktif antara Pemerintah Pusat, Perwakilan RI di Jepang dengan pemangku kepentingan lainnya. Seperti asosiasi, pelaku Usaha, dan pihak terkait lainnya.

“Ke depan diharapkan ekspor produk kertas Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan karena memilki kualitas dan ramah lingkungan,” pungkas Natan.

Dalam lima tahun terakhir (2018-2022) tren ekspor produk kertas Indonesia (HS 4802) mengalami fluktuasi. Namun cenderung menurun sebesar 0,11 persen.

Pada periode 2018, ekspor kertas Indonesia ke Jepang mencapai USD255,5 juta dan pada 2022 mencapai USD259,7 juta.

“Jika ditotal selama lima tahun terakhir, nilai ekspor produk kertas ke Jepang mencapai USD1,29 miliar. Dengan potensi nilai ekspor terselamatkan mencapai USD272 juta,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life