Program ekonomi biru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang maju di masa depan.
Meski pelaksanaannya akan menghadapi banyak tantangan lantaran konsep ini masih tergolong baru di masyarakat.
Kendati demikian, FAO siap mendukung Indonesia di antaranya melalui program yang sudah berjalan yakni Indonesia Seas Large Marine Ecosystem (ISLME) dan IFish.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal.
Ia menyebut, ada beberapa kolaborasi yang telah dilakukan dengan Indonesia di bidang perikanan tangkap dan budidaya darat.
“Beberapa good practice pun telah dilakukan dengan baik,” kata Rajendra dalam keterangannya dikutip Selasa (6/2/2024) di Jakarta.
Sebelumnya, Rajendra hadir di Indonesia Marine and Fisheries Business Forum (IMFBF) 2024 yang digelar KKP di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Dikatakannya, program ekonomi biru sektor kelautan dan perikanan Indonesia tertuang dalam lima agenda besar. Program ini untuk memastikan pemanfaatan sumber daya perikanan dilakukan secara bertanggung jawab sehingga keberlanjutan ekosistem di dalamnya tetap terjaga.
Lima program yang digagas KKP itu mencakup perluasan kawasan konservasi laut, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur.
Pembangunan budidaya perikanan di darat, pesisir, dan laut secara berkelanjutan, pengendalian dan pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil. Serta penanganan sampah plastik di laut.
Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food, Dirgayuza Setiawan mengatakan pentingnya peran tata kelola kelautan dan perikanan berkelanjutan dalam pembangunan hilirisasi sektor tersebut.
Hilirisasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan dan sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan.
Pihaknya saat ini tengah mendorong hilirisasi dan digitalisasi pemasaran produk kelautan dan perikanan. Langkah KKP menetapkan lima komoditas utama produk kelautan dan perikanan (udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan tilapia), menjadi kunci keberhasilan hilirisasi.
“Dalam upaya hilirisasi perlunya fokus pada pengembangan komoditas unggulan. Itu dilakukan baik di KKP maupun di ID Food. Jika di KKP dengan lima komoditas, di ID Food untuk delapan komoditas perikanan,” ujar Dirgayuza.
Potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar disertai kepastian tata kelola yang berkelanjutan, juga dinilai menjadi daya tarik terdiri bagi investor untuk berinvestasi. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu
Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…
Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…
PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…
Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…
PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…
RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…