Home » Film Aku Rindu Dapat Sambutan Positif di ASEAN Film Festival Johannesburg

Film Aku Rindu Dapat Sambutan Positif di ASEAN Film Festival Johannesburg

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Film Aku Rindu. Foto: Tangkap layar trailer film

ESENSI.TV - JAKARTA

Film produksi seniman Indonesia berjudul Aku Rindu (The Greatest Love) mendapakan sambutan positif dari kritikus, pelaku industi film dan masyarakat di acara ASEAN Film Festival (AFF) di Johannesburg, Afrika Selatan yang digelar pekan lalu.

Termasuk film Aku Rindu, ada tujuh film dari tujuh negara anggota ASEAN tampil pada gelaran ASEAN Film Festival (AFF) di Johannesburg.

Acara ini diinisiasi oleh ASEAN Pretoria Committee (APC), organisasi payung perwakilan negara-negara anggota ASEAN di Pretoria, Afrika Selatan, ketujuh film tersebut menghibur pecinta film yang berasal dari Pretoria, Johannesburg dan sekitarnya.

Pemutaran film diadakan di The Bioscope Independent Cinema di Johannesburg, yang berpengalaman melakukan public screening film – film dari berbagai penjuru dunia yang didapuk untuk menghelat pagelaran film-film bergengsi asal negara-negara Asia Tenggara ini.

Disukai Pencinta Film di Afrika Selatan

Duta Besar LBBP RI untuk Afrika Selatan, merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan di sela-sela pelaksanaan AFF menyatakan kebanggaannya dengan film Indonesia yang pada pelaksanaan kegiatan ini diwakili oleh film “Aku Rindu” yang mendapat respon positif dari Masyarakat Afrika Selatan, khususnya pecinta film yang hadir.

“Tentunya kami semua bangga dengan keikutsertaan film asal Indonesia di pentas ini dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pretoria berkomitmen untuk terus mempromosikan film-film Indonesia”.

“Di lain pihak, kami juga mendorong kemungkinan kolaborasi antar produser kedua negara dalam proyek-proyek film di kedua negara,” jelas Saud dalam keterangan Kemlu, Senin (20/11/2023).

Pemutaran Film pada hari pertama FFA dibuka oleh film asal Thailand berjudul “Bad Genius” diikuti oleh Malaysia “Eraser”.

Hari kedua FFA, gelaran menyuguhkan film asal tiga negara, yakni Myanmar, Viet Nam dan Indonesia, masing-masing menampilkan “The Attachment”, “Mat Biec”, dan “Aku Rindu (The Greatest Love)”.

Tak ketinggalan, Singapura dan Filipina sebagai penutup kegiatan, tampil dengan andalan masing-masing melalui penayangan film “7 Letters” dan “Ang Dalawang Mrs. Reyes”.

Baca Juga  Puan Resmikan Rice Mill dan Program Bisnis Petani Milenial ‘Kita Tani Muda’

Duta Besar Myanmar untuk Afrika Selatan, Yang Mulia. Mr. Myint Swe, mewakili sejawat kepala perwakilan negara anggota ASEAN di Pretoria, Afrika Selatan dalam sambutan pembukaan AFF menyampaikan bahwa dilaksanakannya ASEAN Film Festival merupakan upaya memperkenalkan ASEAN dan ASEAN identity di negara-negara Asia Tenggara kepada publik Afrika Selatan secara luas.

Shadley Pather, salah seorang penonton film asal Johannesburg menuturkan antusiasmenya menghadiri event AFF. Menurutnya pelaksanaan AFF membuka cakrawala baru pemikiran dirinya dan komunitas masyarakat, khususnya di Johannesburg dan sekitarnya mengenai wilayah lain di dunia, dalam hal ini Asia Tenggara.

Ringkasan Film Aku Rindu

Film “Aku Rindu (The Greatest Love)” oleh Sutradara Key Mangunsong dengan latar Larantuka, Nusa Tenggara Timur, mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari penonton yang hadir.

Deretan aktris dan aktor Indonesia, yakni Verlita Evelyn, Samuel Rizal, Krisjiana Baharudin dan Natasha Siahaan serta Tutie Kirana berkolaborasi dalam film bergenre drama komedi ini.

Sambutan terhadap film wakil Indonesia ini sudah terlihat bahkan sejak beberapa hari sebelum pemutarannya pada tanggal 18 November dengan tiket pemutaran yang terjual habis sebelum hari pemutarannya.

Antusiasme tampak dari salah satu penonton film, Marzia, mahasiswi University of Johannesburg yang hadir pada pemutaran film “Aku Rindu (The Greatest Love)’.

Marzia mengaku sangat terkesan dengan jalan cerita dari film Aku Rindu dan menurutnya penggarapan sinematografi dalam film ini sangat baik. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa film tersebut memicu minatnya untuk mengenal film-film lainnya asal Indonesia.

Diplomasi lewat media film, terutama dalam spektrum budaya, dalam upaya rekognisi budaya antar negara adalah hal yang kini menjadi jamak dilakukan dalam pergaulan antar bangsa.

Film tak hanya menjadi pengantar pengenalan budaya yang baik dalam menjembatani perbedaan pemahaman antar bangsa, tapi juga alat bagi penyambung pesan-pesan perdamaian dunia.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life