Home » Gawat! Sisa Makanan, Plastik, dan Kertas Dominasi Sampah Nasional

Gawat! Sisa Makanan, Plastik, dan Kertas Dominasi Sampah Nasional

by Junita Ariani
2 minutes read
sampah1

ESENSI.TV - JAKARTA

Dari total 68,5 juta ton sampah nasional pada tahun 2022, tercatat komposisi sampah yang paling dominan adalah sisa makanan, plastik, dan kertas.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tahun 2022, 64 persen timbunan sampah itu (68,5 juta ton) telah berhasil dikelola.

Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto mengatakan, pemerintah menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada tahun 2030.

“Hal ini, merupakan upaya pemerintah menekan volume sampah di Indonesia,” kata Hermanto dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu (18/3/2023), di Jakarta.

Secara lebih spesifik, ia mengutip data dari lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI), yang menyebutkan, sampah plastik menguasai lima persen atau 3,2 juta ton dari total sampah nasional per tahun

Dari jumlah tersebut, kata Hermanto, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06 persen.

Dan, 46 ribu ton atau 20,3 persen dari total timbulan sampah produk AMDK bermerek merupakan sampah gelas plastik.

Pemerintah kata dia, perlu menekan lebih intensif lagi agar produsen AMDK juga mengimplementasikan mekanisme pertanggungjawaban terhadap produk kemasan plastiknya.

Pengelolaan Sampah

Politisi Fraksi PKS ini mengatakan, DPR RI terus melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah dalam melakukan pengelolaan sampah.

Baca Juga  Pengolahan Kompos Organik, Paradigma Baru Penanganan Sampah

Data dari KLHK melaporkan, skor Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS) di Indonesia sebesar 50,25 poin pada 2022. Nilai tersebut mengalami kenaikan 0,38 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 50,06 poin.

IKPS dihitung berdasarkan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Penilaiannya dilakukan di 145 kabupaten/kota pada tahun 2022.

Sementara itu, pengelolaan sampah tidak hanya perlu dilakukan secara terintegrasi saja. Namun, dapat memberikan dampak lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global.

Yaitu pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah.

Pengelolaan sampah kata Hermanto, harus terus diarahkan untuk mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. Yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi.

Ia mengatakan sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah menunjukkan perubahan baik.

Sebelumnya, Hermanto mengikuti dan membuka acara Parlemen Kampus 2023 yang diselenggarakan oleh Biro Protokol dan Humas, Sekretariat Jenderal DPR RI, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/3/2023). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life