Home » Hamas Terima Tawaran Gencatan Senjata, Israel Lanjutkan Serangan ke Rafah

Hamas Terima Tawaran Gencatan Senjata, Israel Lanjutkan Serangan ke Rafah

by Nazarudin
2 minutes read
Tim penyelamat Palestina dan warga sipil mencari korban yang selamat di reruntuhan bangunan yang terkena serangan udara Israel di Deir el-Balah. Foto: Al Jajeera/Ashraf Amra/Agensi Anadolu

Hamas terima tawaran gencatan yang diperantarai Mesir-Qatar, namun Israel tetap meneruskan serangan ke Kota Rafah di Gaza Selatan.

Tawaran gencatan senjata itu diterima Hamas hanya beberapa jam setelah Israel memerintahkan evakuasi pada sekitar 100.000 warga Palestina di timur Rafah, menandai invasi negara zionis itu segera dilancarkan. 

Hamas mengatakan mereka telah menerima proposal gencatan senjata Mesir-Qatar untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan dengan Israel.

Pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan menerima proposal gencatan senjata dalam panggilan telepon dengan perdana menteri Qatar dan menteri intelijen Mesir. 

Israel juga menyatakan bahwa, meskipun proposal gencatan senjata dipenuhi, namun tidak memenuhi tuntutan inti Israel.

Militer Israel tetap melakukan “serangan yang ditargetkan” terhadap Hamas di Rafah timur. 

Wilayah ini dianggap sebagai benteng terakhir kekuatan Hamas. Perdana Menteri Netanyahu mengatakan bahwa serangan terhadap kota tersebut sangat penting untuk memastikan pejuang Hamas tidak dapat membangun kembali kemampuan militer mereka. 

Serangan itu sepertinya dilakukan untuk menjaga tekanan pada Hamas seiring dengan jalannya perundingan. 

Sifat serangan tersebut belum diketahui secara pasti, namun tindakan tersebut tampaknya bertujuan untuk menjaga tekanan seiring berlanjutnya perundingan.

Invasi Israel ke Rafah ini menghadapi penolakan keras dari Amerika Serikat yang khawatir serangan itu memperburuk situasi kemanusiaan dan mengancam warga sipil. 

“Kami tidak dapat mendukung operasi di Rafah seperti yang dibayangkan saat ini,” juru bicara departemen pertahanan Amerika Serikat Matthew Miller. 

Baca Juga  Israel-Palestina Memanas, Pemerintah Diminta Pastikan Keselamatan WNI

Invasi ini juga meningkatkan kekhawatiran global. Organisasi internasional mengatakan serangan Israel ini akan semakin menambah jumlah korban tewas dari kalangan warga sipil. 

Padahal sebelumnya serangan Israel di  Gaza sudah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina dan meluluhlantakkan tempat tersebut. 

Invasi Israel ke Rafah juga akan menghancurkan bantuan kemanusiaan yang selama ini jadi tumpuan kelangsungan hidup warga Palestina di Jalur Gaza. 

Miller mengatakan para pejabat Amerika sedang mereview apa yang disetujui Hamas dari proposal tersebut dan mendiskusikannya dengan mitra di wilayah tersebut.” 

Seorang pejabat mengatakan Amerika sedang mengkaji apakah apa yang disetujui Hamas adalah versi yang ditandatangani oleh Israel dan perunding internasional atau kesepakatan yang lain.

Para pejabat Mesir mengatakan bahwa proposal berisi kesepakatan gencatan senjata dalam beberapa tahap, mulai dari pembebasan sandera terbatas dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza. 

Kedua belah pihak juga akan merundingkan “situasi tenang permanen” yang mengarah pada pembebasan sandera sepenuhnya dan penarikan lebih besar Israel keluar dari wilayah tersebut. 

Israel berulang kali menolak pertukaran sandera dan gencatan senjata, serta terus melanjutkan serangan hingga Hamas hancur setelah serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel.

Netanyahu berada di bawah tekanan kelompok garis keras dalam koalisinya yang menuntut serangan terhadap Rafah dan mengancam akan meruntuhkan pemerintahannya jika dia menandatangani perjanjian. 

Namun dia juga menghadapi tekanan dari keluarga sandera untuk mencapai kesepakatan pembebasan mereka. 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life