Di tengah perundingan gencatan senjata, Hamas tegas menyatakan tak akan ada pembebasan sandera lagi sampai Israel menyetujui ‘penghentian agresi sepenuhnya’. Hamas menolak tawaran kesepakatan baru dari Israel dan memberikan sejumlah persyaratan mutlak untuk memulai kembali proses pembebasan sandera.
Hamas mengatakan Israel harus menerapkan gencatan senjata sebelum negosiasi mengenai pembebasan sandera dapat dimulai. Selian itu Hamas menolak proposal Israel untuk melakukan gencatan senjata selama seminggu dengan imbalan pembebasan puluhan sandera.
PBB terus berupaya mengeluarkan resolusi perang antara Hamas dan Israel ini. Bahkan sebuah pemungutan suara ditunda beberapa kali sepanjang Selasa, setelah ditunda pada hari sebelumnya.
Israel menyatakan telah membunuh lebih dari 2.000 pejuang Hamas di Gaza Palestina sejak gencatan senjata awal bulan.
Menurut laporan Wall Street Journal yang mengutip pejabat Mesir, kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kepada pejabat intelijen di Kairo bahwa kelompoknya tidak akan membahas pembebasan sandera Israel sampai gencatan senjata diberlakukan.
Hamas Tolak Tawaran Israel
Surat kabar tersebut mengatakan Hamas menolak tawaran Israel untuk menghentikan operasi darat dan udara di Gaza selama seminggu dan mengizinkan bantuan kemanusiaan lebih lanjut memasuki wilayah tersebut. Dengan imbalan membebaskan 40 sandera, termasuk seluruh perempuan dan anak-anak yang diculik selama serangan 7 Oktober.
Hamas juga mengatakan bahwa Israel harus membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas lebih dari 100 sandera yang tersisa di Gaza. Pernyataan Hamas disebut menempatkan pemerintah Israel pada posisi yang sangat sulit.
Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen