Home » Harga Minyak Dunia Anjlok Hingga 4 Dolar Lebih

Harga Minyak Dunia Anjlok Hingga 4 Dolar Lebih

Pasar Khawatirkan Ekonomi Global dan Kasus Covid-19 di China

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Harga minyak dunia anjlok hingga USD4 lebih per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).

Anjloknya harga minyak dunia ini disebabkan kondisi pasar yang khawatir dengan permintaan minyak terkait dengan kondisi ekonomi global serta meningkatnya kasus COVID-19 di China.

Seperti dilansir dari antaranews.com, Kamis (5/1/2023), minyak Brent paling menderita dengan persentase kerugian terbesar dalam dua hari perdagangan pertama tahun ini sejak 1991.

Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari runtuh USD4,09  atau 5,3 persen, menjadi USD72,84 per barel di New York Mercantile Exchange.

Hal yang sama juga dialami minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret. Harga minyak tersebut jatuh USD4,26  atau 5,2 persen, menjadi ditutup di USD77,84  per barel di London ICE Futures Exchange.

“Minyak mentah diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran seputar COVID-19 China dan The Fed memaksa resesi global, keduanya menuntut peristiwa penghancuran,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Data dari China menunjukkan bahwa meskipun tidak ada varian virus corona baru yang ditemukan di sana, negara tersebut kurang merepresentasikan berapa banyak orang yang meninggal dalam wabah baru-baru ini yang menyebar dengan cepat, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kenaikan suku bunga yang dilakukan bank-bank sentral dan kondisi ekonomi global juga turut membebani harga minyak mentah.

Pada bulan Desember 2022, manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut atau turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 48,4 dari 49,0 pada November, angka terlemah sejak Mei 2020, kata Institute for Supply Management (ISM).

Baca Juga  Indonesia Diprediksi Masih Tumbuh Positif Meskipun Kondisi Ekonomi Global Tidak Pasti

Sedangkan data survei dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan kerja turun 54.000 menjadi 10,458 juta pada hari terakhir November, meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menggunakan pasar tenaga kerja yang ketat sebagai alasan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Pemerintah China meningkatkan kuota ekspor untuk produk minyak sulingan pada gelombang pertama untuk tahun 2023, menandakan ekspektasi permintaan domestik yang buruk.

Eksportir minyak utama Arab Saudi dapat memangkas harga minyak mentah kelas Arab Light unggulannya ke Asia pada Februari, setelah ditetapkan pada level terendah 10 bulan untuk bulan ini, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan terus membayangi pasar.

Produksi minyak OPEC naik pada Desember, sebuah survei Reuters menemukan pada Rabu (4/1/2022) meskipun ada kesepakatan oleh aliansi OPEC+ yang lebih luas untuk memangkas target produksi guna mendukung pasar.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompa 29 juta barel per hari (bph) bulan lalu, survei menemukan, naik 120.000 barel per hari dari November.

Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 1,2 juta barel pekan lalu, dengan persediaan sulingan diperkirakan turun, jajak pendapat Reuters yang direvisi menunjukkan. Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis angkanya pada Kamis pagi waktu setempat. *

 

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life