Home » Harga Rumah di Indonesia Naik 2% Selama Oktober-Desember 2022

Harga Rumah di Indonesia Naik 2% Selama Oktober-Desember 2022

by Arti Sukma Lengkawati
1 minutes read
Harga Rumah Naik 2 Akhir Tahun 2022 Foto Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Harga rumah di Indonesia selama Oktober hingga Desember 2022 naik sebesar 2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Kenaikan harga selama kuartal keempat 2022, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga properti untuk perumahan pada Juli hingga September 2022.

Hal ini terlihat dari perubahan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang disurvei Bank Indonesia.

Data BI menunjukkan IHPR selama triwulan IV 2022 naik sebesar 2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 1,94% yoy pada triwulan sebelumnya.

“Peningkatan IHPR terutama terjadi pada rumah tipe menengah, dengan kenaikan sebesar 3,22% (yoy) lebih tinggi dari 2,92% (yoy) pada triwulan III 2022,” tulis Bank Indonesia, Jumat (17/2/2023).

Lebih lanjut, harga tipe rumah kecil juga meningkat sebesar 2,08% (yoy) lebih tinggi dari 1,96% (yoy) pada triwulan III 2022.

Sementara itu, harga tipe besar tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,43% (yoy), sedikit melambat dibandingkan kenaikan harga triwulan sebelumnya, yaitu 1,48% (yoy).

Secara spasial, akselerasi kenaikan indeks harga tertinggi pada triwulan IV 2022 terjadi di Kota Balikpapan, Batam dan Palembang.

Baca Juga  Survei CSIS: Informasi Pemilu Rentan Mengalami Gangguan Untuk Sampai ke Publik

Tren kenaikan IHPR relatif sejalan dengan perkembangan inflasi biaya tempat tinggal konsumen rumah tangga.

Pertumbuhan Penjualan Melambat

Sementara itu, dari sisi penjualan, selama kuartal keempat tahun lalu, penjualan perumahan untuk tipe rumah menengah turun 18,88% yoy.

Namun, penjualan rumah kecil dan besar masih naik, tetapi pertumbuhannya melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan rumah kecil dan besar tercatat tumbuh melambat menjadi 14,44% yoy dan 17,28% (yoy).

Padahal, di kuartal ketiga, penjualan rumah kecil dan besar, masing-masing masih naik 30,77% yoy dan 19,73% (yoy) dari kuartal yang sama tahun 2021.

Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kenaikan harga bahan bangunan (24,63% dari jawaban responden).

Masalah perizinan/birokrasi (14,41%). Suku bunga KPR (15,27%). Proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (12,01%). Perpajakan (8,83%)

Secara triwulanan, penjualan pada triwulan IV 2022 mengalami kontraksi sebesar 7,22% dari kuartal sebelummya.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life