Home » Hari Gizi Nasional, Sejarah Dimulainya Perbaikan Gizi Manusia

Hari Gizi Nasional, Sejarah Dimulainya Perbaikan Gizi Manusia

by Junita Ariani
2 minutes read
hari gizi

ESENSI.TV - JAKARTA

Setiap tanggal 25 Januari diperingati Hari Gizi Nasional. Tapi ada juga yang memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) pada tanggal 28  Februari.

Baik tanggal 25 Januari dan tanggal 28 Februari adalah tanggal untuk memperingati sejarah Hari Gizi Nasional. Kedua tanggal itu menjadi agenda penting bagi Pemerintah Indonesia dalam mensosialisasikan program Perbaikan Gizi Nasional.

Perbaikan Gizi Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi demi kelangsungan hidup yang sehat dan berkualitas.

Namun, tahukah kamu mengapa Hari Gizi menjadi hari yang penting? Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Senin (27/2/2023), inilah sejarah lahirnya Hari Gizi di Indonesia.

Upaya perbaikan gizi masyarakat telah dimulai sejak tahun 1950 oleh dr J Leimena. Saat itu dr J Leimena yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan mengangkat Prof Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).

LMR yang lebih dikenal sebagai Institutut Voor Volksvoeding (IVV) merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman. Prof Poorwo Soedarmo dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.

Jadi Hari Gizi Nasional diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh LMR pada tanggal 25 Januari 1951.

Sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Dan, sejak saat itu juga disepakati bahwa tanggal 25 Januari diperingati sebagai HGN Indonesia.

HGN pertama kali diadakan oleh LMR pada pertengahan tahun 1960-an, kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an hingga sekarang.

Baca Juga  Enzo Ferrari: Maestro Otomotif yang Membuat Sejarah

Peringatan HGN merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak. Untuk membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan.

Tema besar HGN di era RPJMN 2015-2019 adalah “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi”.

Gizi Buruk

Berdasarkan Riskesdas 2013-2018, meskipun prevalensinya masih tinggi dan di atas ambang batas WHO, masalah kesehatan masyarakat, prevalensi gizi kurang dan stunting menurun. Dari 19.6% menjadi 17.7% dan dari 37.2% menjadi 30.8%.

Namun ke depan, Dirjen Kesehatan Masyarakat dr Kirana Pritasari MQIH, mengatakan, Indonesia akan menghadapi tantangan masalah gizi lebih dan obesitas serta penyakit tidak menular yang cenderung meningkat.

Hari Gizi, merupakan hari pengingat kita untuk berusaha membangun manusia yang lebih sehat dan cerdas. Permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini mengenai gizi antara lain yaitu penderita gizi buruk yang ditemukan pada anak balita (di bawah usia lima tahun).

Tragedi kemanusiaan marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (karena kekurangan protein) pada anak.

Masyarakat sekarang saat ini banyak mengalami permasalahan seputar gizi buruk, masih ada anak-anak yang sengsara karena kurang asupan gizi, maupun mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.

Begitu pula bagi para remaja harus bisa memilih makanan yang sehat. Karena makanan merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Kekurangan makanan sehat akan mengakibatkan gangguan metabolisme yang akan membahayakan. *

#beritaviral
#beritaterkini

Editor: Junita Ariani

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life