Home » Hari Istiqlal 22 Februari, Sejarah Singkat di Balik Berdirinya Masjid Istiqlal

Hari Istiqlal 22 Februari, Sejarah Singkat di Balik Berdirinya Masjid Istiqlal

by Junita Ariani
2 minutes read
masjid

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari ini, tanggal 22 Februari adalah peringatan Hari Istiqlal. Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang dibangun pemerintah Indonesia yang letaknya di pusat ibu kota Jakarta.

Sejarah Hari Istiqlal adalah sejarah berdirinya Masjid Istiqlal di Jakarta pada tanggal 22 Februari. Nah, untuk memperingati sejarah pembangunan masjid itu, maka tanggal 22 Februari ditetapkanlah sebagai Hari Istiqlal.

Lantas bagaimanakah sejarah berdirinya Masjid Istiqlal itu? Untuk mengetahui lebih jelas simak penjelasan berikut ini.

Dilansir dari situs resmi istiqlal.or.id, Rabu (22/2/2023), dijelaskan, pembangunan sebuah masjid besar merupakan cita-cita rakyat Indonesia khususnya umat muslim setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Menteri Agama pertama RI yang saat itu dipimpin KH. Wahid Hasyim bersama beberapa ulama mengusulkan untuk mendirikan masjid yang bisa menjadi simbol bagi Indonesia.

Maka pada tahun 1953, KH Wahid Hasyim, bersama H Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.

Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H Tjokroaminoto. Yayasan ini didirikan untuk memudahkan mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Kemudian H Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid kepada Presiden pertama RI Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat.

Bahkan mendapat bantuan sepenuhnya dari Presiden Soekarno. Dan, sejak tahun 1954 oleh panitia diangkatlah Presiden Soekarno menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal,.

Beliau juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.

Penentuan Lokasi Masjid Istiqlal

Penentuan lokasi masjid ternyata sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina. Taman itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834. Yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu di sekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung.

Baca Juga  Hari Kanker Sedunia Diperingati 4 Februari, Ini Sejarah, Pengertian dan Kelompok Kanker

Selain itu, Bung Hatta juga menganggap pembongkaran benteng Belanda akan memakan dana yang tidak sedikit. Namun akhirnya, Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda.

Karena di seberangnya telah berdiri Gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Pembangunan Masjid Istiqlal

Setelah pembahasan lokasi diputuskan, maka pemancangan tiang pertama pun dilakukan Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Tanggal itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan disaksikan ribuan umat Islam.

Sayang, pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan.

Pembangunannya tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif. Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing.

Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid tersebut.

Kepengurusan dipegang oleh KH Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Dan, 17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961 dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978.

Peresmian itu ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp7.000.000.000 dan US$. 12.000.000.

Itulah sekilas sejarah berdirinya Masjid Istiqlal yang kemudian diperingati sebagai Hari Istiqlal setiap tanggal 22 Februari.

Selanjutnya, Masjid Istiqlal ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional. Hal ini berdasarkan Naskah Rekomendasi Penetapan Masjid Istiqlal Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Jakarta, 2013. *

#beritaviral#beritaterkini

Editor: Junita Ariani

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life