Home » Hari Keadilan Sosial Dunia dan Ketimpangan di Sekitar Kita

Hari Keadilan Sosial Dunia dan Ketimpangan di Sekitar Kita

by Addinda Zen
3 minutes read
Ilustrasi Lambang Keadilan

ESENSI.TV - JAKARTA

Sebanyak 10% penduduk terkaya Indonesia memiliki lebih dari 30% kekayaan nasional. Sementara koefisien Gini (pengukuran ketimpangan pendapatan) Indonesia mencapai 0,381. Artinya ketimpangan pendapatan di Indonesia masih cukup tinggi.

Hari Keadilan Sosial Sedunia (World Day of Social Justice) diperingati setiap tahun pada tanggal 20 Februari untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keadilan sosial di seluruh dunia. Perayaan ini telah menjadi bagian dari kalender internasional sejak tahun 2007, ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkannya melalui resolusi 62/10.

Sejarah Hari Keadilan Sosial Sedunia bermula dari kerja sama antara negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mempromosikan hak asasi manusia, keadilan, dan perdamaian di seluruh dunia. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pembangunan Berkelanjutan yang diadakan pada tahun 2005, para pemimpin dunia menyepakati Tujuan Pembangunan Milenium yang mencakup delapan tujuan, antara lain: mengurangi kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan dan pendidikan, serta mempromosikan kesetaraan gender dan keadilan sosial.

Penetapan Hari Keadilan Sosial Sedunia

Dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi 62/10 pada tanggal 26 November 2007, yang menetapkan 20 Februari sebagai Hari Keadilan Sosial Sedunia. Resolusi tersebut memperkuat komitmen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan sosial di seluruh dunia, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya upaya tersebut.

Sejak saat itu, perayaan Hari Keadilan Sosial Sedunia telah menjadi kesempatan bagi negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berkomitmen dalam mempromosikan keadilan sosial, juga mengatasi masalah ketidakadilan dan ketimpangan di seluruh dunia. Perayaan ini juga menjadi momen penting bagi masyarakat sipil, LSM, dan individu untuk berpartisipasi dalam aksi dan kampanye yang menuntut perubahan sosial lebih adil.

Keadilan sosial sendiri diartikan sebagai distribusi yang adil dari kekayaan, kesempatan, dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Oleh karena itu, Hari Keadilan Sosial Sedunia merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ketidakadilan yang ada, serta untuk mempromosikan upaya konkret dalam mewujudkan keadilan sosial di seluruh dunia.

Memperingati Hari Keadilan Sosial Sedunia, banyak negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan berbagai kegiatan seperti seminar, konferensi, dan lokakarya. Perayaan ini juga sering dijadikan sebagai momen untuk meluncurkan kampanye atau gerakan sosial yang mendukung keadilan sosial, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Baca Juga  Apa Yang Membuat Sebuah Kota Maju?

Ketimpangan di Sekitar Kita

Ketimpangan antara miskin dan kaya merupakan masalah yang sering terjadi di banyak negara dunia, termasuk Indonesia. Ketidakadilan sosial, konflik, dan ketegangan di antara berbagai kelompok masyarakat dapat berawal dari ketimpangan di bidang ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk menemukan cara dalam mengurangi ketimpangan ini dan meningkatkan keadilan sosial.

Di Indonesia, ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah yang cukup besar. Menurut data Bank Dunia, pada tahun 2019, 10% penduduk terkaya Indonesia memiliki lebih dari 30% kekayaan nasional. Sementara itu, 10% penduduk termiskin hanya memiliki 1,7% kekayaan nasional. Data lain dari BPS pada tahun 2021 menunjukkan bahwa koefisien Gini (pengukuran ketimpangan pendapatan) Indonesia mencapai 0,381. Artinya ketimpangan pendapatan di Indonesia masih cukup tinggi.

Ketimpangan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Masyarakat yang kurang beruntung atau berpenghasilan rendah sering kesulitan untuk memperoleh layanan kesehatan yang memadai dan akses pendidikan yang baik. Selain itu, penghasilan yang rendah juga menyebabkan masyarakat sulit memenuhi kebutuhan hidup dasar, seperti makanan, air bersih, dan perumahan yang layak.

Ketimpangan ekonomi juga dapat memicu konflik dan kekerasan di berbagai kelompok masyarakat. Ketidakadilan sosial seringkali menyebabkan ketegangan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat, yang dapat memicu protes, demonstrasi, hingga kekerasan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia.

Upaya Mengatasi Ketimpangan Ekonomi

Untuk mengatasi ketimpangan ekonomi ini, diperlukan upaya yang konkret dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan adalah dengan meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Nantinya, mereka dapat memperoleh keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk meningkatkan penghasilannya. Selain itu, program-program bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi juga dapat membantu masyarakat kurang beruntung untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

Pemerintah Indonesia juga dapat menerapkan kebijakan yang adil dan merata, seperti pajak yang progresif dan program pengurangan kemiskinan yang terstruktur. Hal ini dapat membantu mengurangi ketimpangan ekonomi dan mempromosikan keadilan sosial di Indonesia. Selain itu, penting untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengambilan kebijakan.

 

Editor: Addinda Zen

addindazen@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life