Home » Hati-hati, Campak Lebih Menular dari Covid-19

Hati-hati, Campak Lebih Menular dari Covid-19

by Arti Sukma Lengkawati
1 minutes read
campak lebih menular daripada covid

ESENSI.TV - JAKARTA

Pakar kesehatan Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, mengimbau warga lebih waspada karena penyakit campak lebih menular dari COVID-19.

Menurutnya, daya tular campak bisa pada 12 hingga 13 orang di sekitar pasien.

“SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 saja menularkan paling banyak dua sampai tiga dari setiap penderita. Jadi bayangkan campak ini enam hingga tujuh kali lebih menular dibandingkan COVID-19, sangat mudah menular, sangat mudah menimbulkan kejadian luar biasa,” kata Prof Hinky.

Menurut Prof Hinky, virus campak, khususnya pada anak bertahan selama empat hari sebelum memunculkan gejala dan empat hari setelah gejala.

Virus penyebab yang biasanya dari famili Paramyxovirus ini ditularkan melalui batuk, bersin, ludah, air mata atau kontak langsung orang yang terinfeksi. Virus dapat melayang di udara khususnya pada ruangan dengan sirkulasi udara tertutup sampai dua jam.

Daya tular virus pada kawasan terbuka atau ruang dengan sirkulasi udara terbuka masih dapat terjadi, tetapi lebih ringan sehingga tidak sampai menularkan ke 12 atau 13 orang.

Baca Juga  Belum ada Kenaikan Obat Batuk Akibat Udara Jakarta

Lama penularan atau fase infeksius biasanya selama sepekan, tetapi sebelum tampak gejala sebenarnya sudah menularkan. Pasien umumnya sembuh setelah satu minggu sejak demam, kemudian bercak-bercak merah yang muncul berubah warna menjadi cokelat atau gelap dan agak bersisik dan mengelupas. Ini tanda pasien sudah sembuh dan tidak menularkan lagi.

Setelah demam mulai turun, kalau komplikasi tidak terjadi atau dapat ditangani begitu bercak merah jadi cokelat itu tanda sudah fase tidak menularkan. Biasanya nafsu makan kembali pulih, anak aktif kembali. Jadi, kira-kira seminggu sakitnya,” kata Prof Hinky.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan sebanyak lebih dari 3.200 kasus campak di 223 kabupaten/kota pada tahun 2022 atau melonjak dibandingkan sebelumnya yakni pada kisaran 100 – 200 kasus per tahun.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life