Categories: Nasional

Hindari Pelepasan Emisi di Kawasan ASEAN, Harus Lakukan Apa?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa efisiensi energi dan konservasi serta elektrifikasi penting. Hal ini untuk diterapkan di seluruh sektor agar menghindari pelepasan emisi lebih banyak ke udara di kawasan ASEAN.

Ia juga menegaskan bahwa negara-negara ASEAN perlu meningkatkan ketahanan energi dengan mempercepat transisi energi ramah lingkungan juga mengurangi kebutuhan impor. Ini juga mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Hal tersebut disampaikan Arifin pada The 6th East Asia Energy Forum Decarbonization in the Final Energy Consumption Sector.

“Keamanan energi menjadi semakin penting dalam perjalanan menuju emisi nol bersih. Negara-negara ASEAN telah berjanji untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada pertengahan abad ini. Komitmen ini akan menjadi landasan peta jalan menuju ASEAN NZE,” tutur Arifin secara virtual, Senin (21/8).

Maka dari itu, untuk mencapai netralitas karbon di kawasan ASEAN, menurut Arifin, perlu dilakukan dekarbonisasi. Tidak hanya di sektor ketenagalistrikan. Namun juga di sektor konsumsi energi final. Yang terdiri dari sektor industri, transportasi, perumahan, dan komersial.

Arifin menambahkan, menurut Laporan IRENA, porsi konsumsi energi listrik di sektor bangunan meningkat dari 46% pada tahun 2018 menjadi 78% pada Planned Energy Scenario (PES) 2050. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan, peralatan dan memasak.

“Secara industri, industri berat dan menengah sekitar 80% akan menggunakan bahan bakar pada skenario PES 2050. Sedangkan di bidang transportasi, di bawah PES 2050. Pangsa mesin pembakaran dalam di kawasan ASEAN mencapai 80% pada tahun 2050,” imbuhnya.

Upaya Untuk Efisiensi Energi

Arifin pun merinci upaya yang perlu dilakukan pada berbagai sektor. Dari sektor bangunan, Arifin perlunya mengembangkan dan merevisi persyaratan efisiensi energi untuk AC dan lemari es. Juga mewajibkan penggunaan peralatan yang paling efisien di sektor komersial, mewajibkan penggantian lampu LED dengan lampu pijar, halogen, dan lampu neon, meningkatkan standar efisiensi dalam peraturan bangunan untuk konstruksi baru dan retrofit; dan menerapkan sertifikasi bangunan.

“Sementara dari sektor industri, diperlukan efisiensi dan konservasi energi; elektrifikasi dan penggunaan hidrogen dalam industri baja dan semen ketika teknologinya sudah matang. Serta dari sektor transportasi, perlu diupayakan peningkatan penghematan bahan bakar kendaraan bermesin pembakaran dalam; menerapkan EV; menggunakan biofuel dan gas; dan mesin hidrogen serta kendaraan sel bahan bakar untuk truk dan bus tugas berat,” ungkapnya.

KTT ASEAN tahun 2023 menyepakati penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendekarbonisasi sektor transportasi darat di kawasan guna mencapai NZE.

“Negara-negara ASEAN berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional dengan melibatkan seluruh Negara Anggota ASEAN. Kita harus bekerja untuk meningkatkan industri kendaraan listrik dan menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global,” ujarnya.

Lebih lanjut Arifin mengatakan, teknologi adalah kunci transisi energi menuju netralitas karbon. Perlu dilakukan perluasan variasi terhadap teknologi, termasuk akses dan pembiayaan yang terjangkau.

“Saya percaya bahwa memperkuat kemitraan antar Negara Anggota ASEAN serta antara pemerintah dan industri dengan dukungan Organisasi Internasional, akan meningkatkan pemanfaatan energi ramah lingkungan menuju netralitas karbon,” pungkas Arifin.

Administrator Esensi

Recent Posts

Gas Giant Tata Surya Kita, Inilah Fakta Menarik Jupiter

Jupiter, planet terbesar di Tata Surya, penuh dengan fakta-fakta menarik yang menunjukkan kehebatannya. Dengan diameter…

31 mins ago

Merkurius, Seperti Apa Planet Terdekat Matahari?

Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, adalah dunia yang penuh dengan fakta menarik dan misteri yang…

3 hours ago

Besok, Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan ke Mekkah

Senin, 20 Mei 2024 menjadi gelombang pertama jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan ke Mekkah. Sebanyak…

3 hours ago

Salim Said Mendayung di Dua Dunia: Pengamat Film dan Pakar Militer

Salim Said adalah sosok yang unik. Di satu sisi, dia adalah seorang pengamat film yang…

4 hours ago

Venus Itu Planet Seperti Apa Sih?

Venus, tetangga terdekat Bumi dalam Tata Surya, adalah planet yang penuh dengan keajaiban dan kontradiksi…

5 hours ago

Menko PMK Muhadjir Kritik Kenaikan UKT, Kebijakan Sembrono

SEJUMLAH perguruan tinggi negeri (PTN) secara tiba-tiba menaikkan uang kuliah tunggal (UKT). Tak heran belakangan…

5 hours ago