Home » Hingga 12 Desember, Pendapatan Negara Capai Rp2.553,2 Triliun, Defisit Rp35 Triliun

Hingga 12 Desember, Pendapatan Negara Capai Rp2.553,2 Triliun, Defisit Rp35 Triliun

by Junita Ariani
2 minutes read
Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Desember 2023 secara hybrid di Jakarta, Jumat (15/12/2023).

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga 12 Desember 2023, pendapatan negara tercatat sebesar Rp2.553,2 triliun. Jumlah ini mencapai 103,66 persen dari target APBN sebesar Rp2.463 triliun.

“Dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp2.637,2 triliun, pendapatan negara telah mencapai 96,8 persen. Kita meyakini pendapatan negara akan mencapai target hingga akhir 2023,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani mengatakan itu dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Desember 2023 secara hybrid di Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Menurut Sri Mulyani, pendapatan negara menunjukkan tren positif dan belanja negara semakin optimal. Kinerja APBN masih menunjukkan resiliensi dan terjaga dengan baik, mendukung momentum pemulihan ekonomi, dan tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain, kata Menkeu, belanja negara hingga 12 Desember 2023 telah mencapai Rp2.588,2 triliun. Awalnya, Undang-Undang APBN 2023 menargetkan total belanja sebesar Rp3.061,2 triliun.

Sehingga kalau dibandingkan UU APBN awal, belanja sampai dengan 12 Desember 2023 adalah 84,55 persen.

“Pada pertengahan tahun, target belanja negara tersebut dinaikkan menjadi Rp3.117,2 triliun. Jika dibandingkan dengan target pada Perpres 75/2023, angka belanja negara telah mencapai 83,03% dari target,” jelasnya.

Defisit Semakin Rendah

Sementara dari sisi pembiayaan hingga 12 Desember 2023, telah terealisasi Rp289,6 triliun dengan defisit APBN sebesar Rp35 triliun atau 0,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Keseimbangan primer masih surplus Rp378,6 triliun.

“APBN awal defisitnya itu didesain di Rp598,2 triliun atau 2,84 persen dari PDB. Jadi defisit kita di 12 Desember hanya Rp35 triliun atau 0,17 persen. Itu jauh lebih kecil dari desain defisit awal yang sebesar Rp598,2 triliun,” ujar Menkeu.

Baca Juga  Kapitalisasi Bursa Capai Rekor Tertinggi Pekan Lalu, Sentuh Rp 10 T

Ia menegaskan, APBN semakin sehat karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu.

“Tren dari defisit yang menurun karena konsolidasi fiskal itu tetap terjaga, kredibel, dan kuat. Ini karena penerimaan negara kuat, belanjanya tetap terjaga baik,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah mampu mengelola pembiayaan menggunakan berbagai Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun sebelumnya. Sehingga bisa menurunkan pembiayaan melalui surat utang negara.

“Ini sangat penting karena tahun 2023 dengan inflasi tinggi, suku bunga naik secara sangat drastis. Kita bisa mengerem pinjaman dan penerbitan surat berharga,” kata Sri Mulyani.

Menurutnya, dilihat dari yield masih cukup baik. Ini adalah strategi yang sangat tepat dan ampuh dalam menghadapi situasi dunia. Di mana suku bunga mengalami kenaikan drastis, ekstrem, higher for longer.

“Kita bisa melindungi APBN dan melindungi keseluruhan postur kita. Karena kita sudah mencadangkan dari mulai menggunakan SAL dan defisitnya mengalami penurunan yang sangat tajam,” ujarnya.

Ke depan, sambung Menkeu, APBN akan terus hadir melindungi masyarakat. Menjaga momentum pemulihan ekonomi, terutama dalam merespon berbagai ketidakpastian perekonomian global.

“Dengan APBN yang lebih kuat dan lebih sehat, kita tetap bisa menjaga masyarakat dan ekonomi kita melalui fungsi countercyclical dan shock absorber. Serta memberikan afirmasi kepada kelompok-kelompok yang paling rentan,”jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napituppulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life