Home » IHSG di Level 6.829,93 Pada Penutupan Perdagangan Saham Rabu 25 Januari

IHSG di Level 6.829,93 Pada Penutupan Perdagangan Saham Rabu 25 Januari

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi transaksi saham. Foto: Image by jcomp on Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan saham, Rabu (25/1/2023) berakhir melemah 0,45% atau 30,92 poin ke posisi 6.829,93.

Data RTY Analytics menunjukkan IHSG bergerak di kisaran 6.871 hingga 6.821, sejak dibuka pada level 6.860 di pagi hari hingga penutupan perdagangan saham.

Handiman Soetoyo, Analis Mirae Asset Sekuritas, menyebutkan ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan saham di bursa utama dunia, termasuk Indonesia.

PMI Manufaktur dan Jasa S&P Global AS membaik pada Januari dibandingkan Desember, tetapi masih dalam zona kontraksi.

Kondisi ini menunjukkan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat masih terus melambat atau belum sepenuhnya pulih dari ancaman resesi.

“Harga minyak mentah WTI AS turun 1,8% menjadi USD 80,2/barel di tengah kekhawatiran baru atas prospek ekonomi global,” tulisanya dalam laporan prediksi pasar, Rabu (25/1/2023).

Rencana pemerintah negara bagian New South Wales (NSW) Australia yang mewajibkan penambang batu bara mencadangkan hingga 10% dari produksi ke pasar domestik.

Pasokan Batu Bara Terganggu

Kebijakan ini, jelasnya, diperkirakan akan menciptakan gangguan jangka pendek terhadap pasokan batu bara global.

Sebagai catatan, NSW mengekspor 175 juta ton dari 200 juta ton batubara yang diproduksi dalam setahun.

Baca Juga  Duit Kerugian Masyarakat gara-gara Maladministrasi Layanan Publik Capai Rp 89,8 M

Sementara itu, harga gandum terus menurun ke level terendah sejak September 2021 di tengah cuaca yang mendukung dan penanaman kembali secara besar-besaran di AS.

“Kami mengharapkan dampak positif pada saham konsumen,” terang Handiman.

Sementara itu, IMF tengah mempertimbangkan untuk merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global di tengah pembukaan kembali China.

“Kami percaya pertumbuhan ekonomi global lebih tinggi akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia, mulai dari perdagangan, manufaktur hingga pariwisata,” lanjutnya.

Laporan analisis pasar D’Origin menyebutkan pelaku pasar menantikan kebijakan the Fed yang diekspektasikan akan menahan kenaikan suku bunga acuan.

Pelaku pasar keuangan juga menantikan realisasi data indeks pembelian manajer di Zona Euro yang dijadwalkan dirilis Januari 2023.

Sedangkan, indeks pembelian manajer (PMI) di Jepang masih berada di posisi 48,9 pada Januari 2023, tidak berubah dari Desember yang merupakan level terendah dalam 26 bulan.

PMI Jepang juga di bawah ekspektasi pelaku pasar yang menetapkan estimasi 49,4.

Angka ini menunjukkan kegiatan manufaktur bulan ini juga sudah turun dalam tiga bulan secara berturut-turut.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

 

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life