Home » IHSG Ditutup Turun 0,98% ke Posisi 6.612,49 Senin 20 Maret

IHSG Ditutup Turun 0,98% ke Posisi 6.612,49 Senin 20 Maret

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi transaksi saham. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun sebesar 65,75 poin atau 0,98% ke posisi 6.612,49 pada perdagangan hari ini, Senin (20/3/2023).

Indeks Lq45 juga berakhir melemah sebesar 0,94% ke level 915,57.

Data D’Origin menunjukkan total volume saham yang ditransaksikan mencapai 18,79 miliar unit, nilainya  mencapai Rp7,79 triliun, termasuk Rp1,56 triliun di pasar negoriasi.

Sementara itu, saham sebanyak 209 emiten menguat, saham dari 407 emiten turun dan saham milik 157 emiten stagnan.

Analis D’origin Louisa Rahardjo menilai penurunan harga saham dipengaruhi oleh antisipasi investor terhadap potensi kenaikan suku bunag acuan bank sentral AS (the Fed).

Dia mengatakan sentimen pasar yang mempengaruhi IHSG hari ini, antara lain keputusan DPR RI menyetujui usulan Presiden untuk mempertahankan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028.

Dari luar negeri, bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) mempertahankan suku bunga acuan untuk delapan bulan secara berurut-turut.

Perbankan Indonesia Tidak Terdampak Kasus SVB

Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan perbankan di Indonesia tidak terkena dampak langsung dari SVB karena tidak ada hubungan bisnis langsung.

Baca Juga  IHSG Masih Di Zona Hijau, Dibuka Menguat 0,63% Selasa 26 Desember

“Kami juga percaya bahwa sebagian besar startup Indonesia tidak meminjam uang dari bank,” jelasnya dalam Indonesia on Banks (Overweight) – Banking sector update, hari ini.

Dia menilai LDR sistem perbankan saat ini hanya sebesar 79,3% per Januari 2023, menandakan likuiditas yang cukup besar.

Berbeda dengan SVB yang sebagian besar simpanan bergantung pada institusional, simpanan bank Indonesia sebagian besar terdiri dari individu.

Namun, bank yang lebih kecil dengan fokus bisnis tertentu mungkin memiliki risiko konsentrasi yang lebih besar, terutama yang berkaitan dengan fokus pinjaman, kualitas aset dan struktur pendanaan, termasuk bank digital.

“Kami percaya bahwa dampak laba rugi dari utang WSKT masih dapat dikelola umumnya tetap dalam panduan,” paparnya.

Dia menyebutkan 4 bank besar mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan mereka minggu lalu.

BBRI dan BMRI, terangnya, mempertahankan dividend payout ratio (DPR), sedangkan BBCA dan BBNI menaikkan masing-masing sebesar 5% dan 15%.

“Mengingat fundamental bank yang kuat, kami mempertahankan rating Overweight kami dengan BBCA dan BMRI sebagai pilihan utama kami,” tambah Handiman.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life