Home » Ijeck Saksikan MoU Petani Pakpak Bharat dan Buyer Kembangkan Talas Beneng

Ijeck Saksikan MoU Petani Pakpak Bharat dan Buyer Kembangkan Talas Beneng

by Junita Ariani
2 minutes read
talas teneng

ESENSI.TV - PAKPAK BHARAT, SUMATERA UTARA

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Sumut) dan swasta diminta mendorong para petani membudidayakan tanaman talas beneng.

Selama ini, tanaman talas beneng seringkali dipandang sebelah mata sebagai tanaman liar. Ternyata tanpa disadari tanaman ini bisa diolah jadi pengganti tembakau yang punya nilai ekonomis.

“Kalau ini bisa menjadi tanaman yang memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat coba Pak Bupati, ramaikan tanamannya. Supaya masyarakat punya tambahan nilai dari lahan pertaniannya,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah.

Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah mengatakan itu saat menghadiri penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

Antara petani dengan pihak buyer, PT Petani Naik Kelas dan Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera di Desa Simberuna, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Pakpak Bharat, Senin (27/2/2023).

Ijeck berharap PT Petani Naik Kelas, Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera dan lainnya bisa memberikan informasi dan pelatihan untuk masyarakat terkait tanaman talas beneng ini.

“Selama ini tanaman talas kalau ada nampak di lahan, kita buang.  Ternyata mulai dari daun dan umbinya ada manfaatnya bisa dijual dengan harga yang baik. Diekspor ke Australia,” ujarnya.

Ijeck mengatakan, pengembangan produk-produk unggulan di setiap daerah perlu dilakukan sebagai strategi pembangunan daerah. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe diharap bisa menjadi daerah penghasil talas beneng.

Baca Juga  Teken MoU dengan Unimas dan UiTM, Ahmad Zainul: Harus Ada Realisasi Nyata

Permintaan Tinggi, Lahan Kurang

Mewakili PT Petani Naik Kelas John Ketaren, menjelaskan talas beneng menjadi komoditas ekspor sejak tahun 2014.

“Sejak tahun 2014 komoditas ini sudah dibudidayakan di Jawa dan diekspor.

“Masuk ke Sumatera dua tahun terakhir. Selama ini talas beneng tidak berharga dianggap gulma tapi punya nilai ekonomi tinggi, apa yang kami beli,” ujarnya.

Pihaknya membeli hasil rajangan daun talas yang sudah berwarna kuning.

“Kalau bapak ibu mau produksi daun talas ini pastikan warnanya kuning. Karena itu yang akan kami tampung,” jelasnya.

Sebelum proses perajangan dilakukan, daun talas beneng diperam 3 sampai 4 hari. Kemudian dirajang dan dijemur selama 2 jam di bawah matahari.

“Sangat simpel. Yang mau nanam tinggal mengelola lahannya, buyernya ada. Kita teken mou jadi kami tak sekedar menyuruh tanam tapi kami juga siap untuk membeli,” ujarnya.

John mengaku kebutuhan ekspor per bulan mencapai 10 ton sampai 20 ton. Sayangnya, lahan budidaya talas beneng di Pakpak Bharat baru mencapai 5 hektare.

“Harapan kami bisa ada lahan budidaya talas beneng di Pakpak Barat 10 sampai 20 hektare. Semoga penandatanganan ini bisa menarik perhatian masyarakat dan komoditas talas beneng meningkat. Sehingga petani juga bisa naik kelas,” tutupnya.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life