Polhukam

Ikuti Fit and Proper Test, Calon Hakim Agung Lucas Dicecar Pertanyaan

Calon Hakim Agung Lucas Prakoso mengikuti uji kalayakan dan kepatuhan atau Fit and Proper Test. Uji kelayakan ini dilakukan Komisi III DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.

Dalam uji kelayakan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Komisi III, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023), beberapa Anggota Komisi III DPR melontarkan pertanyaan.

Diantaranya, Habiburokhman. Ia mempertanyakan soal digitalisasi produk-produk pengadilan di Mahkamah Agung (MA) yang masih sulit untuk diakses.

Habiburokhman meminta agar persoalan tersebut dicarikan solusinya.

“Kalau di MK kita sidang hari ini diputus, malam sudah diupload. Tapi kalau di Mahkamah Agung, keluhan dari teman-teman, itu putusanya lama sekali. Kita juga kesulitan mengakses putusan pengadilan,” tanya Habiburokhman.

Menurutnya, bukan hanya yang berperkara, masyarakat juga kesulitan mengakses metode digital.

“Kira-kira apakah ada solusi pak?” tanya Habiburokhman.

Politisi dari Fraksi Partai Gerindra ini juga mempertanyakan soal gaya hidup mewah.

“Kita minta informasi, ada gak keluarga bapak, keluarga pak Lucas, yang melakukan gaya hidup mewah tersebut. Lalu melakukan flexing di media sosial. Karena ini tim kita lagi patroli pak. Bagaimana bapak menjelaskan kepada keluarga bapak terkait persoalan tersebut,” papar Habiburokhman.

Wilayah Abu-Abu

Di kesempatan yang sama Anggota Komisi III lainnya, Johan Budi S Pribowo meminta penjelaskan tentang posisi Hakim Agung merupakan wilayah abu-abu.

“Saya tergelitik dengan apa yang disampaikan pak Lucas, soal Mahkamah Agung adalah benteng terakhir keadilan. Tapi menjadi Hakim Agung, tadi bapak sampaikan memasuki wilayah yang abu-abu. Ini yang bikin kaget saya juga pak. Maksudnya wilayah abu-abu ini apa,” tanya Johan.

Menurut Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini Hakim Agung harus punya ketegasan, tidak ada wilayah abu-abu.

“Mahkamah Agung sekali lagi, tidak ada wilayah abu-abu di situ. Kalau yang benar A ya A, yang salah B ya B. Tolong pak Lucas jelaskan dengan clear,” tandas Johan.

Dalam kesempatan menjawab, Lucas menjelaskan bahwa dia mengutip dari apa yang disampaikan oleh Prof Bagir Manan, bahwa menjadi Hakim Agung harus mampu memperbaiki posisi abu-abu tersebut.

“Saya teringat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Bagir Manan. Ketika wawancara terbuka di KY Prof Bagir lah yang menyatakan bahwa, anda kalau jadi Hakim Agung berarti berarti anda masuk wilayah abu-abu,” jelas Lucas.

“Dalam kondisi seperti ini, banyak hakim agung yang terkena OTT. Berarti anda harus ikut berusaha memperbaiki ini. Siapkah anda untuk menjadi hakim agung,” sambung Lukas memberi jawaban. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Junita Ariani

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

3 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

4 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

5 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

6 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

6 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

6 hours ago