Home » Impor Beras Satu-satunya Jalan Atasi Kelangkaan, Ini Penjelasan Sarmuji

Impor Beras Satu-satunya Jalan Atasi Kelangkaan, Ini Penjelasan Sarmuji

by Junita Ariani
2 minutes read
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengingatkan pemerintah untuk tidak merugikan petani lokal, impor beras jangan dilakukan pada masa panen.

ESENSI.TV - JAWA TIMUR

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengingatkan pemerintah untuk tidak merugikan petani lokal, impor beras jangan dilakukan pada masa panen.

Pernyataan itu disampaikan Sarmuji mengingat beras premium belakangan ini mengalami kelangkaan di sejumlah toko ritel modern. Bahkan pedagang pasar ikut menjerit lantaran harganya terus meroket.

Menurutnya, jika itu disebabkan El Nino, maka persoalannya bakal lebih rumit karena dampak yang dirasakan akan mempengaruhi masa tanam dan juga masa panen.

Namun, jika produksi beras terbukti kurang, maka jalan satu-satunya ialah mengimpor beras.

“Saya menyarankan agar kelangkaan ini bisa teratasi satu-satunya jalan harus impor beras. Kita tidak mungkin membiarkan masyarakat mengalami kekurangan ketersedian pangan yang menjadi bahan pokok utama. Bisa saja diatur impor beras pada saat tidak musim panen jadi tidak merugikan petani,” ujarnya.

Sarmuji mengatakan itu saat melakukan kunjungan kerja Reses ke Provinsi Jawa Timur, Senin (19/2/2024).

Politisi Partai Golkar ini, pemerintah harus fleksibel terhadap penyesuaian harga beras di pasaran. Ia mengimbau jangan sampai petani yang berproduksi karena dipatok dengan harga eceran tinggi malah menahan angka produksi.

Baca Juga  Kalau Impor Terus, Petani Bisa Bangkrut dan Harga Pangan Semakin Dikendalikan Negara Lain

“Situasi tersebut akan berdampak adanya penimbunan dalam gudang karena tidak adanya kejelasan, kenaikan harga akan terjadi karena langkanya stok beras,” jelasnya.

Harga Gabah di Atas HPP

Di sisi lain, Sarmuji mengatakan sesuai apa yang di instruksikan Presiden Jokowi bahwa banjiri pasar-pasar yang ada dengan produk-produk pangan.

“Dengan demikian tiap pekan atau bulan harus ada operasi pasar yang memantau akan ketersedian pangan di setiap pasar-pasar. Sehingga kelangkaan pangan bisa teratasi dengan sistem seperti itu,” katanya.

Adapun menurut Bulog, realisasi impor beras tahun 2024 untuk memenuhi kebutuhan dan stabilitas harga mencapai 507.000 ton.

Perusahaan negara itu mengakui bahwa saat ini tidak dapat menyerap beras lokal karena harga gabah sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Diketahui, Bulog mendapatkan penugasan impor sebanyak 2,5 juta ton pada tahun ini. Rinciannya, sebanyak 500.000 ton merupakan penugasan lanjutan dari tahun 2023 dan 2 juta. Sisanya merupakan penugasan impor khusus tahu 2024. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life