Home » Ini 8 Faktor yang Membuat Orang Miskin Bertambah Banyak di Indonesia

Ini 8 Faktor yang Membuat Orang Miskin Bertambah Banyak di Indonesia

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Kepala BPS Margo Yuwono.

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS), kemarin, Senin (16/1/2023) mengumumkan perkembangan angka kemiskinan di Indonesia. Hasilnya,  per September 2022 jumlah penduduk miskin mencapai 26,36 juta orang.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia ini, sekitar dua setengah kali lipat dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang saat ini 10 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin per September bertambah 200 ribu orang, jika dibandingkan dengan perhitungan per Maret 2022.

“Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang terhadap September 2021,” jelas Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam keterangan persnya.

Dia mengatakan setidaknya ada delapan faktor yang dapat mempengaruhi angka kemiskinan di Indonesia selama Maret hingga September 2023, berdasarkan survei BPS, meliputi:

1. Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tanggal 3 September 2022 untuk jenis bahan bakar Pertalite, Solar, dan Pertamax (nonsubsidi).

2. Inflasi pada bulan September 2022 sebesar 1,17 persen (m-to-m) dan 5,95 persen (y-on-y).

3. Secara q-to-q, pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan 3-2022 yakni sebesar 1,81 persen. Sementara, Konsumsi Rumah Tangga pada periode yang sama tumbuh melambat, yakni turun sebesar 0,11 poin persen.

4. Pada periode Maret 2022–September 2022, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan, antara lain beras (1,46 persen), gula pasir (2,35 persen), tepung terigu (13,97 persen), cabai merah (42,60 persen), dan telur ayam ras (19,01 persen). Namun demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain daging ayam ras (1,78 persen) dan minyak goreng (0,48 persen).

Baca Juga  WNI Korban TPPO di Filipina Capai 239 Orang

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen atau turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan Agustus 2021 (6,49 persen).

6. Proporsi pekerja penuh pada Agustus 2021 sebesar 68,46 persen atau meningkat dibandingkan Agustus 2021 (64,30 persen).

7. Rata-rata upah buruh pada Agustus 2022 meningkat sebesar 12,22 persen dibandingkan Agustus 2021.

8. Pemberian kompensasi atas penyesuaian harga BBM berupa kenaikan bansos sebesar Rp150.000,00 per bulan, subsidi upah sebesar Rp600.000,00 per pekerja, serta subsidi transportasi angkutan umum ojek online dan nelayan.

Data ini diperoleh BPS dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life