Home » Ini Toksik yang Terkandung dalam Vape

Ini Toksik yang Terkandung dalam Vape

by Arti Sukma Lengkawati
1 minutes read
vape

ESENSI.TV - JAKARTA

Toksisitas rokok elektrik atau vape pada tubuh penggunanya suatu hal nyata, antara lain karena kandungan nikotin dan logam di dalamnya.

Rokok elektrik merupakan suatu alat yang berfungsi seperti rokok. Perbedaan dalam penggunaannya tidak membakar daun tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap. Rokok konvensional apabila dibakar menghasilkan asap. Sedangkan rokok eletrik bila dipanaskan menghasilkan uap dan dihisap ke saluran napas sampai ke paru-paru.

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) sekaligus Ketua Satgas COVID-19 PB IDIDr dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc toksik dalam vape akan menimbulkan inflamasi atau peradangan di paru, saluran napas, bisa kemudian mempengaruhi kerja jantung, kerusakan sel dan karsinogen.

Erlina menyebutkan, rokok elektrik yang juga dikenal dalam berbagai nama seperti vapour, e-cig, e-juice, e-liquid, personal vaporizer (pv), e-cigaro, green cig dan lainnya, mengandung kadar nikotin umumnya sekitar 14,8 – 87,2 mg/ml pada cairan. Sementara menurut analisis Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dalam 100 cc hisapan rokok terdapat 26,8 – 43,2 mikrogram nikotin.

Baca Juga  Kata Siapa Vape Lebih Aman? Ini Komponen Penting Rokok Elektrik yang Berbahaya

“Saat seseorang menghirup 30 kali hisapan itu bisa mencapai kadar nikotin 1 mg, sama seperti yang dihantarkan satu rokok konvensional. Kita tahu orang menghirup berkali-kali,” sebut Erlina.

Nikotin,  dapat menimbulkan adiksi. Selain nikotin, kandungan lainnya dalam vape berupa propylene glikol dan gliserin. Kandungan tersebut dapat mengiritasi saluran napas dan paru, ungkap The American Journal of Physiology-Lung Cellular and Molecular Physiology.

Ada juga bahan-bahan logam yakni heavymetals yang dapat menginflamasi paru, jantung, merusak sel dan bersifat karsinogen. Bahan lainnya yaitu formaldehide, aldehyde, particulate matter (PM), nitrosamin, serta silikat dengan dampak serupa pada tubuh.

Berdasarkan data pada Juli 2020, jumlah pengguna elektrik di Indonesia sekitar 2,2 juta orang dan angka ini memiliki kemungkinan akan terus bertambah.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life