Tim Ekonomi Pemerintahan Joko Widodo dinilai berhasil mengendalikan potensi gejolak ekonomi domestik maupun dari luar negeri. Terutama dari dampak pandemi COVID-19 yang sempat membawa Indonesia ke jurang resesi.
Enam bulan setelah Kabinet Indonesia Maju dilantik, atau sejak Oktober 2019, ekonomi Indonesia langsung dihantam oleh dampak pandemi COVID-19 yang mulai terjadi Maret 2020.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menilai, kejadian extra ordinary ini mampu dikendalikan pemerintah dengan memberlakukan sejumlah gebrakan kebijakan yang berhasil membawa Indonesia keluar dari resesi.
Keberhasilan Ekonomi Indonesia
Salah satunya dengan membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto ditunjuk menjadi Ketua KPC-PEN guna mengintegrasikan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
“Kami lihat kepemimpinan beliau (Menko Perekonomian, red) bersama dengan kolega-kolega Menteri yang lain bisa menjalankan formasi kebijakan penanganan COVID-19, yang tentunya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, berhasil,” ujarnya.
Hasilnya, tahun 2021, ekonomi atau produk domestik bruto Indonesia telah tumbuh sebesar 3,70%. Bahkan, tahun 2022, saat IMF dan World Bank memprediksi sejumlah negara akan mengalami resesi, ekonomi Indonesia justru bisa tumbuh 5,31%.
Penopang utama pertumbuhan ekonomi dari sisi bidang usaha adalah transportasi dan pergudangan sebesar 19,87 persen. Dari sisi pengeluaran, kenaikan terbesar dari komponen ekspor barang dan jasa sebesar 16,28 persen.
“Jadi memang menarik ya, perdagangan ini kan sektor yang sangat luas. Sangat dimensional, yang juga tentunya sangat mencakup banyak stakeholders. Sektor perdagangan Indonesia memberikan dampak yang sangat luar biasa kepada masyarakat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jerry Sambuaga juga memaparkan bahwa Airlangga Hartarto memimpin dan mengkoordinasikan koleganya dengan baik. Hal ini, ujarnya, selain memiliki karakter kepemimpinan kuat, dia juga memiliki pengalaman dan memahami perekonomian secara mendetail.
“Jadi saya pikir Bapak Airlangga Hartarto sangat berpotensi memimpin, bahkan sangat jelas jejaknya. Beliau begitu menguasai detail angka-angka, data-data, dan bisa menangani situasi sulit dalam kondisi cepat dan tanggap,” tambah Jerry.
Nilai Ekspor Melonjak 26,07% Tahun 2022
Data BPS menunjukkan, ekspor Indonesia tahun 2022 mencapai US$291,98 miliar atau melonjak sebesar 26,07% dari tahun 2021. Sedangkan, selama kuartal pertama tahun ini, naik sebesar 1,6% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), menjadi US$67,20 miliar.
Peningkatan ekspor juga lebih tinggi dibandingkan nilai impor. Neraca perdagangan sepanjang tahun 2022 membukukan surplus sebesar US$54,46 miliar, dan masih berlanjut hingga saat ini. Selama kuartal pertama tahun 2023, neraca dagang Indonesia masih mencetak surplus sebesar US$12,25 miliar.
“Bayangkan, di tengah pandemi COVID-19, Indonesia mampu mencetak surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang sejarah di bawah koridor bidang perekonomian,” tambahnya.
Kartu Prakerja
Kartu prakerja dinilai signifikan mempertahankan daya beli masyarakat. Di dalamnya juga sekaligus memberikan pelatihan meningkatkan keterampilan dan keahlian pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan maupun menciptakan lapangan kerja.
Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.
“Kalau kita bisa lihat ya, beliau ini Pak Menko sebagai menteri perekonomian, pertama bisa dilihat pencapaian contohnya kartu prakerja. Kartu prakerja ini kan sudah memberikan banyak peluang, kesempatan, bahkan akses dan juga kebijakan pada ujung-ujungnya ke arah mencari kerja,” tambah Jerry.*
Editor: Raja H. Napitupulu