Home » KCI Terancam Tak Dapat Mengganti 10 Unit Rangkaian KRL Jabodetabek, Apa Solusinya?

KCI Terancam Tak Dapat Mengganti 10 Unit Rangkaian KRL Jabodetabek, Apa Solusinya?

by Junita Ariani
2 minutes read
PT KAI akan mengimpor tiga rangkaian KRL baru dari China melalui PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

ESENSI.TV - JAKARTA

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian kereta rel listrik (KRL) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Padahal KRL tersebut akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit lagi tahun 2024.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diketahui menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang. Tidak hanya itu, Kemenperin juga meminta perseroan tersebut membeli produk dalam negeri dari PT Industri Kereta Api.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama meminta agar PT KCI dan Kemenperin tidak saling lempar tanggung jawab.

“Akibat penolakan Kemenperin pengadaan rangkaian KRL menjadi terkendala. Diperkirakan sejumlah stasiun KRL Jabodetabek seperti Stasiun Manggarai makin terbebani bila rangkaian kereta berkurang,” ujar Suryadi.

Pria yang akrab disapa SJP ini mengatakan, masa tunggu antar kereta yang berpotensi menjadi semakin lama. Akibatnya, stasiun dan kereta akan menjadi semakin padat dan semrawut.

Hal itu akan berdampak terhadap penumpukan lebih dari 200 ribu penumpang per hari.

“Ujung-ujungnya, masyarakat yang mengalami kerugian dari kurang sigapnya Pemerintah dalam menanggulangi permasalahan ini,” tegas SJP dalam keterangan persnya yang dikutip, Kamis (2/3/2023).

Hambatan pengadaan tersebut menurut SIP, berpotensi menggerus kapasitas angkut KRL Jabodetabek yang saat ini mencapai 1,2 juta penumpang per hari.

Sedangkan untuk melayani 1.081 perjalanan per hari, termasuk rute pengumpan, KCI membutuhkan minimal 96 rangkaian kereta. Jika jumlah rangkaian berkurang, pasti mempengaruhi layanan.

“Sekarang saja penumpang sudah berdesakan. Kementerian Perhubungan sendiri telah meningkatkan target jumlah penumpang KRL Jabodetabek menjadi 2 juta orang per hari,” terang SJP.

Jalan Tengah

Legislator Dapil Nusa Tenggara Barat I ini, mengatakan selain dibutuhkan penambahan jumlah armada KRL dibutuhkan juga peremajaan sejumlah rangkaian KRL.

Baca Juga  Erwin Aksa: Masyarakat Harus Berfikir Positif Saat Pemilu, Jangan Halu!

Selain mengimpor rangkaian KRL eks Jepang sebanyak 29 unit pada tahun 2023-2024, KCI kata SIP, telah komitmen membeli 16 rangkaian KRL baru buatan INKA senilai Rp4 triliun.

“Kontrak pengadaan kereta buatan domestik itu baru akan diteken pada bulan Maret 2023 tapi selesai produksinya nanti pada tahun 2025-2026,” jelasnya.

Namun demikian, upaya KCI melakukan peremajaan menemui kendala yaitu berupa dana, waktu dan masalah perizinan.

Dari sisi pendanaan, pengadaan 16 KRL baru dari INKA mencapai Rp4 triliun. Sementara, untuk impor 10 KRL eks Jepang hanya membutuhkan biaya Rp150 miliar.

Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan KRL baru dari INKA mencapai 34 bulan, sementara untuk impor dari Jepang hanya membutuhkan waktu 12 bulan.

Tambahan lagi, kata SIP, KRL baru buatan INKA harganya 20 kali lebih mahal dari KRL eks Jepang. Meskipun nantinya dapat digunakan 3 atau 4 kali lebih lama daripada KRL eks Jepang yang hanya dapat digunakan selama 10 hingga 15 tahun saja.

SJP berpendapat perlu jalan tengah. Misalnya, KRL bekas dapat diimpor sementara tetapi  harus diiringi dengan peningkatan TKDN melalui proses rekondisi secara lokal. Sehingga dapat memenuhi persyaratan BMTB di atas.

Pemerintah juga lanjut SIP, dapat menetapkan sistem kuota KRL bekas. Misalnya hanya 25 persen dari kebutuhan dan hanya untuk jangka pendek.

“Kuota tersebut secara bertahap dapat diturunkan dari tahun ke tahun, sementara kapasitas produksi INKA semakin ditingkatkan,” pungkasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life