Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kinerja ekspor industri kerajinan Indonesia kian membaik pascapandemi.
Sepanjang tahun 2022, nilai ekspor produk kerajinan nasional mencapai USD949 juta, naik dibandingkan tahun 2021 sebesar USD916 juta.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanitad, mengatakan pihaknya aktif mendukung perluasan akses pasar bagi pelaku IKM. Di antaranya melalui Pameran Inacraft pada 1-5 Maret 2023 lalu di Jakarta.
“Pameran Inacraft dikenal sebagai wadah bagi perajin Indonesia untuk bertukar informasi, promosi. Selain itu juga peluang bagi IKM untuk meraup transaksi penjualan yang besar,” kata Reni di Jakarta, Selasa (7/3/2023).
Dalam kurun lima tahun terakhir, Inacraft mencatat rata-rata 30 ribu pengunjung per hari. Dengan transaksi mencapai Rp57,3 miliar pada penyelenggaraan di tahun 2022 dan Rp145 miliar pada 2019.
Ia menilai, industri kerajinan di Indonesia memiliki potensi bisnis cukup besar, baik dari segi produksi dan pasar. Selain itu, Indonesia memiliki banyak daerah penghasil kerajinan seperti Bali, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Dengan produk utama berupa anyaman dan ukiran. Hingga kini tercatat pangsa pasar kerajinan Indonesia sekitar 2,5% dari pasar dunia.
“Potensi pasar produk kerajinan masih sangat mungkin untuk tumbuh,” tuturnya.
Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny, mengatakan Kemenperin memfasilitasi tujuh IKM kerajinan dan wastra dalam Pameran Inacraft 2023.
Yaitu, Bengok Craft, Hanuman Craft, Uleen, Lampung Ethnica, Batik Kartini, Miss Allyna, dan Semilir.
IKM yang difasilitasi merupakan pelaku unggulan yang memproduksi beragam aksesori fesyen, dekorasi, dan produk fesyen dengan ciri khas lokal.*
#beritaviral
#beritatagar
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Junita Ariani