Senin, 22 Desember 2025

Komisi V Soroti Banyaknya Bandara yang Tak Beroperasi, Perlu Evaluasi

Photo Author
- Senin, 10 Juli 2023 | 22:37 WIB
Anggota Komisi V Sumail Abdullah menyoroti adanya beberapa bandara di daerah yang sudah tidak lagi beroperasi dikarenakan minimnya penerbangan. foto: ist
Anggota Komisi V Sumail Abdullah menyoroti adanya beberapa bandara di daerah yang sudah tidak lagi beroperasi dikarenakan minimnya penerbangan. foto: ist

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diminta untuk dapat melakukan evaluasi menyeluruh sebelum membangun bandara baru. Sehingga keberadaannya di daerah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pernyataan itu disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah menyoroti adanya beberapa bandara di daerah yang tidak lagi beroperasi.  Lantaran minimnya penerbangan dari dan menuju bandara tersebut.

"Ada banyak bandara kecil-kecil di beberapa kota yang kurang berfungsi atau berperan. Karena minimnya penerbangan dan kurangnya penumpang," kata Sumail.

Ia mengatakan itu dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023).

"Tentu ini perlu kita evaluasi sebelum kita membangun bandara baru," ujarnya.

Ia mencontohkan yang terjadi pada Bandara Notohadinegoro Jember yang tidak lagi menyediakan penerbangan Jember-Surabaya PP. Hal itu karena adanya Bandar Udara Banyuwangi.

Begitu juga yang terjadi di Purbalingga bahkan Sumatera Selatan yang bandara nya justru digunakan untuk tempat bermain anak-anak.

Untuk itu, kajian pembangunan Bandara dinilai sangat penting agar tidak ada lagi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

"Bahkan yang di Sumatera Selatan karena saya tinggal di Sumatera Selatan nama Kabupaten Musi Banyuasin. Bandaranya begitu dibangun justru dipakai untuk anak-anak 'trek-trekan' gitu," jelasnya.

"Kalau kita sengaja mau bangun untuk lintasan sirkuit ya kita bangun lintasan sirkuit. Jangan kemudian kita bangun bandara tapi kemudian tidak berfungsi dengan baik. Ini kan kurangnya kajian, kurangnya telaah. Saya kira tidak perlu lagi terjadi di kemudian hari,"sambungnya.

Tiket Penerbangan Domestik


Sumail juga menyoroti mahalnya harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik. Ia membandingkan tiket penerbangan Banyuwangi-Jakarta dengan harga sekitar Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta.

Sedangkan harga tiket penerbangan Surabaya-Malaysia hanya dipatok pada harga Rp800 ribu. Untuk itu, pihaknya berharap Kemenhub dapat mengkaji ulang kebijakan penerbangan.

Sehingga tiket pesawat domestik dapat lebih terjangkau dan dapat meningkatkan perekonomian daerah.

"Kami tahu ada komponen-komponen yang mempengaruhi harga tiket. Tentu harus ada kebijakan itu dalam rangka bahwa Banyuwangi sudah menjadi tujuan utama wisata. Bukan hanya menjadi alternatif. Karena orang banyak mau berkunjung ke sana terhambat gara-gara tiket yang mahal," imbuhnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna sari Ulina Girsang

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X