Home » Komisi V Soroti Banyaknya Bandara yang Tak Beroperasi, Perlu Evaluasi

Komisi V Soroti Banyaknya Bandara yang Tak Beroperasi, Perlu Evaluasi

by Junita Ariani
2 minutes read
Bandara yang tidak beroperasi

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diminta untuk dapat melakukan evaluasi menyeluruh sebelum membangun bandara baru. Sehingga keberadaannya di daerah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pernyataan itu disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah menyoroti adanya beberapa bandara di daerah yang tidak lagi beroperasi.  Lantaran minimnya penerbangan dari dan menuju bandara tersebut.

“Ada banyak bandara kecil-kecil di beberapa kota yang kurang berfungsi atau berperan. Karena minimnya penerbangan dan kurangnya penumpang,” kata Sumail.

Ia mengatakan itu dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023).

“Tentu ini perlu kita evaluasi sebelum kita membangun bandara baru,” ujarnya.

Ia mencontohkan yang terjadi pada Bandara Notohadinegoro Jember yang tidak lagi menyediakan penerbangan Jember-Surabaya PP. Hal itu karena adanya Bandar Udara Banyuwangi.

Begitu juga yang terjadi di Purbalingga bahkan Sumatera Selatan yang bandara nya justru digunakan untuk tempat bermain anak-anak.

Untuk itu, kajian pembangunan Bandara dinilai sangat penting agar tidak ada lagi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

“Bahkan yang di Sumatera Selatan karena saya tinggal di Sumatera Selatan nama Kabupaten Musi Banyuasin. Bandaranya begitu dibangun justru dipakai untuk anak-anak ‘trek-trekan’ gitu,” jelasnya.

Baca Juga  Ajak Investor Singapura, Presiden Jokowi: Ini Kesempatan Emas Berinvestasi di IKN

“Kalau kita sengaja mau bangun untuk lintasan sirkuit ya kita bangun lintasan sirkuit. Jangan kemudian kita bangun bandara tapi kemudian tidak berfungsi dengan baik. Ini kan kurangnya kajian, kurangnya telaah. Saya kira tidak perlu lagi terjadi di kemudian hari,”sambungnya.

Tiket Penerbangan Domestik

Sumail juga menyoroti mahalnya harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik. Ia membandingkan tiket penerbangan Banyuwangi-Jakarta dengan harga sekitar Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta.

Sedangkan harga tiket penerbangan Surabaya-Malaysia hanya dipatok pada harga Rp800 ribu. Untuk itu, pihaknya berharap Kemenhub dapat mengkaji ulang kebijakan penerbangan.

Sehingga tiket pesawat domestik dapat lebih terjangkau dan dapat meningkatkan perekonomian daerah.

“Kami tahu ada komponen-komponen yang mempengaruhi harga tiket. Tentu harus ada kebijakan itu dalam rangka bahwa Banyuwangi sudah menjadi tujuan utama wisata. Bukan hanya menjadi alternatif. Karena orang banyak mau berkunjung ke sana terhambat gara-gara tiket yang mahal,” imbuhnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life