Indonesia akan memasuki pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang. Para elit dan mereka yang terjun ke dunia politik berbondong-bondong melaksanakan kampanye untuk bisa menduduki kursi di kabinet selanjutnya. Tentunya, voters atau pendukung menjadi salah satu hal penting dalam kampanye pemilu. Untuk melakukan kampanye bisa dilakukan secara langsung dan juga media sosial.

Pengamat Politik dari Universitas Maritim, Raja Ali Bismar pun mengatakan bahwa media sosial memiliki jangkauan yang luas dan mudah untuk menarik perhatian para voters.

“Pada era digitalisasi, para kontestan pemilu dan pilkada akan semakin memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. Berbagai penelitian menyebutkan kampanye di media sosial jauh lebih efektif dan efisien dibanding kampanye konvensional,” kata dia dikutip dari Antaranews.com, Selasa (01/08/2023).

Senada dengan itu, Konsultan Politik asal Switzerland yang telah bekerja di enam negara, Dr. Loius Perron membagikan berbagai kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk memenangkan suara di pemilu mendatang.

Hal itu disampaikannya dalam acara GI Coffee Talk Politics yang diadakan Senin lalu di ruang kelas Golkar Institute, DPP Partai Golkar (31/07/2023). Dia juga telah memenangkan lebih dari 15 kampanye pemilu, lho!

Generasi Muda Nggak Tertarik Politik?

Perron mengatakan bahwa generasi muda saat ini memang tidak banyak yang tertarik untuk terjun ke dunia politik. Bahkan, beberapa telah mengabaikan kampanye politik.

“Young voters is not that easy to reach,” jelasnya.

Namun jangan salah! Ternyata hal ini bisa menjadi daya tarik untuk calon legislatif untuk memberikan pengetahuan tentang politik pada anak muda dengan gaya yang lebih menarik dan bisa diserap oleh mereka. Tentunya saat berkampanye kita sudah mengetahui dan jelas dengan tujuan yang dimaksud.

“Anda harus tahu apa yang ingin dicapai saat kampanye. Apa tujuan anda memenangkan pemilu. Kemudian berapa banyak suara yang harus anda dapatkan agar tujuan anda bisa tercapai,” terang Perron.

Saat melakukan kampanye, kita bisa melakukan atau mempromosikan isu-isu penting yang sedang dibahas di negara atau di daerah pilihan kita. Kampanye bisa dilakukan dengan membuat iklan, slogan, atau hal-hal lain yang menarik perhatian dan membua masyarakat memiliki alasan untuk memilih kita sebagai calon legislatif.

“Orang banyak yang mencalonkan diri untuk menjadi legislatif ada beberapa alasannya. Diantaranya untuk memobilisasi kelompok pemilih tertentu, mempersiapkan kampanye di masa depan, mempromosikan suatu isu maupun bisnis, membantu partai, bahkan untuk mempertahankan posisi,” tambah Perron.

Kampanye Dengan Media Menarik Perhatian

Konsultan politik itu juga menyampaikan perlunya komunikasi dan memberikan pesan-pesan yang cukup “manis” jika ingin menarik hati masyarakat. Selain itu, jangan hanya melakukan kampanye secara langsung. Kita bisa memanfaatkan teknologi yang ada dengan berkampanye melalui media sosial.

“Anda bisa memanfaatkan media untuk berkampanye. Bisa dengan siaran TV, majalah, membuat website blog, iklan, melakukan giveaway, dan lain sebagainya. Kampanye dengan media akan membuat anda lebih mudah menarik perhatian, khususnya anak muda,” ujarnya.

Perron juga menyampaikan untuk membuat strategi yang baik dalam merencanakan segala hal. Berapa banyak suara yang harus dicapai untuk memenangkan pemilihan juga sangat penting. Bersikap realistis sangat diperlukan dalam berkampanye.

“Terakhir. Cara yang paling sederhana untuk memenangkan pemilihan adalah tentukan apa yang ingin anda lakukan. Bagaimana anda mencapai hal tersebut. Siapa target anda dalam membuat kampanye dan merencanakan hal tersebut. Kemudian lakukanlah,” tutupnya.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Ika Diah Nawangsari